Seiring dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan permintaan akan daging unggas juga meningkat. Hal ini karena harganya yang masih dapat dijangkau sebagian masyarakat (Zulfanita et al., 2011). Dengan begitu, para peternak berkompetisi untuk meningkatkan performa karkas daging dengan pemberian imbuhan pakan, namun akhir-akhir ini Pemerintah telah melarang penggunaannya. Hal ini membuat para peternak cemas karena dapat menurunkan produktifitas ayam akibat mudah terserang penyakit.
Sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada mengembangkan formula herbal yang ampuh untuk mengatasi kerusakan sekum pada ayam pedaging. Obat herbal ini memanfaatkan daun kenikir yang keberadaannya melimpah dan terjangkau.
Adalah Muhammad Kautsar, Adynanda Cahyo Sudharsono, dan Korniawan Eko Sakti yang mengembangkan produk ekstrak daun kenikir yakni “COCA KOKSI”. Produk ini berupa pelet yang terkandung ekstrak daun kenikir di dalamnya.
“kandungan saponin dari ekstrak daun kenikir mampu meningkatkan proliferasi atau penambahan jaringan sekum karena perdarahan hebat yang disebabkan oleh protozoa Eimeria tenella,” kata Muhammad Kautsar.
Kasus Koksidiosis menjadi perhatian besar bagi kalangan peternak lokal. Adanya pembatasan bahkan pemberhentian feed additif pada pakan membuat para peternak cemas akan hal tersebut karena dengan begitu, akan mematikan produktifitas ayam potong sehingga tak langsung akan berakibat pada kerugian ekonomi peternak.
Menanggapi hal tersebut, tiga mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan UGM berinovasi untuk memanfaatkan limbah cangkang bekicot untuk dijadikan produk antikoksidia. “Kandungan dari cangkang bekicot yakni kitin telah banyak digunakan para pakar kesehatan untuk menyembuhkan luka pada jaringan tubuh,” kata Annisa.
Memiliki kulit sehat dan indah adalah dambaan setiap orang. Dengan begitu banyak orang yang berlomba-lomba untuk merawat kulit mereka dengan menggunakan berbagai ragam kosmetik. Namun, yang sangat disayangkan mereka kurang selektif dalam memilih penggunaan produk kosmetik. Akhir-akhir ini banyak sekali beredar produk-produk perawatan kulit yang menggunakan bahan kimia berbahaya dan tidak memiliki izin edar, baik dari dalam negeri maupun luar negeri Dari berbagai permasalahan tersebut 5 mahasiswa UGM menciptakan “SAFIR” (Sabun Kefir) sebagai solusinya.