Siapa yang tidak kenal dengan tanaman pepaya? Selain memiliki rasanya yang manis ketika matang, buah muda, biji, bahkan daunnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal. Sebagai negara terbesar ke lima dalam produksi buah pepaya di dunia, tentu banyak sekali yang dapat dimanfaatkan bahkan dari limbah daunnya sekalipun. Hal inilah yang menjadi latar belakang Aprilia Layli Fauzia (2016), Fatah Nugroho (2014), dan Reza Wahyudi (2016), tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM, untuk membuktikan potensi limbah daun pepaya sebagai imunomodulator atau obat yang dapat memperkuat sistem imun.
Berita Terbaru
Anak sakit? Jangan panik!
Begitu jargon yang diusung oleh ToolMed. Pasalnya, mayoritas keluhan anak berupa batuk, pilek, demam dan lain-lainnya dapat diatasi orang tua sendiri di rumah. Lalu, dengan kreatif, mahasiswa UGM membuat inovasi produk bernama ToolMed ditujukan bagi orang tua untuk mengatasi anaknya yang sakit dan bernilai interaktif bagi anak.
“ToolMed adalah buku panduan swamedikasi atau pengobatan mandiri pada anak yang dilengkapi dengan boneka berbentuk sediaan obat. Ada 3 poin utama yang dikedepankan oleh ToolMed, yaitu poin interaktif, edukatif dan aplikatif.” kata Asa Salsabela Arianti Wijayanti, salah satu pengembang permen Candiet, Rabu (4/7) di Kampus UGM.
Sukses di laga Shell Eco Marathon Asia 2018, tim SEMAR UGM akhirnya melenggang ke tingkat dunia dalam kategori Driver’s World Championship. Kompetisi ini akan berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 4 Juli hingga 6 juli 2018 di London, Inggris.
“Tim kami pun akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik. Harapan masih ada dan kami akan memperjuangkannya,” tutur Antonius Adhika selaku ketua tim SEMAR.
Adhika beserta 8 anggota timnya berangkat dari bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta pada hari ini (3/6) ditemani dosen pembina dari Fakultas Teknik. Perjuangan masihlah panjang, oleh karena itu mari kita doakan tim SEMAR UGM mendapat hasil terbaiknya.
Umumnya alat perawatan kesehatan gigi dan mulut yang ada di rumah sakit atau klinik menyatu dengan kursi gigi. Contohnya seperti alat penghisap air liur atau saliva ejector. Saliva Ejector memberi peran penting dalam prosedur perawatan gigi dan mulut supaya tidak menganggu ruang kerja dokter gigi, yaitu rongga mulut. Sebagai contoh saat penambalan gigi berlubang, jika air liur menggenangi rongga mulut dan tidak segera dievakuasi maka dapat mengurangi kekuatan bahan tambal.
Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada mengembangkan “Septadent” – Saliva Ejector Portable Dental Tools, sebuah peralatan guna menunjang perawatan kesehatan gigi dan mulut yang lebih praktis dengan mobilitasnya yang tinggi. Mereka adalah Nur Halimah Putri (Kedokteran Gigi 2016), Fita Fathya Iriana (Kedokteran Gigi 2017), Adintaka Galih S (Teknik Fisika 2015), Alifta Dea (Teknik Industri 2015), dan Yarabisa Yanuar (Teknik Mesin 2014).