Yogyakarta, 28 September 2023 – Inisiatif positif datang dari mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang membentuk Posyandu Remaja Abisatya sebagai bagian dari upaya mereka untuk mengurangi angka stunting yang mengkhawatirkan di Kalurahan Jatimulyo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Stunting, kondisi kurangnya pertumbuhan anak akibat malnutrisi, bukanlah masalah yang hanya bisa diatasi oleh pejabat atau pemegang kebijakan. Mahasiswa UGM membuktikan bahwa semua elemen masyarakat dapat berperan aktif dalam menangani permasalahan ini. Sebanyak lima belas mahasiswa dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Lingkar Studi Sains (LSiS) FMIPA UGM bergabung dalam misi zero stunting yang ditujukan kepada remaja di Kalurahan Jatimulyo.
Kalurahan Jatimulyo, yang merupakan bagian dari Kabupaten Bantul, memiliki tantangan kesehatan serius terkait pernikahan dini. Hal ini berdampak pada tingginya jumlah ibu muda yang menghadapi risiko tinggi saat hamil. Kehamilan pada usia yang terlalu muda dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk anemia, masalah plasenta, dan risiko melahirkan bayi prematur atau dengan berat badan lahir rendah. Ibu muda juga berisiko menghadapi komplikasi saat persalinan, meningkatnya risiko kematian ibu dan bayi.
Pada tahun 2021, Kalurahan Jatimulyo menempati peringkat kedua tertinggi untuk angka stunting di Kecamatan Dlingo, dengan 47 anak mengalami kondisi stunting. Untuk mengatasi masalah ini, tim PPK Ormawa LSiS FMIPA UGM bekerja sama dengan Dosen Pembimbing M. Fajar Pradipta S.Si, M.Eng. membentuk posyandu remaja percontohan di Dusun Semuten, Kalurahan Jatimulyo.
Proses perintisan posyandu remaja melibatkan remaja dari RT 01 hingga RT 06, yang bersedia untuk menjadi kader pelopor posyandu remaja. Kegiatan pelatihan kader posyandu remaja dilakukan pada tanggal 22 Juli 2023 dan 29 Juli 2023, melibatkan total 18 orang kader dari 6 RT di Dusun Semuten. Pelatihan ini mencakup pemahaman tentang posyandu remaja dan pengetahuan kesehatan remaja, termasuk isu-isu seputar stunting. Kerjasama dalam kegiatan ini melibatkan Puskesmas Dlingo II dan PLKB Dlingo.
Posyandu Remaja Abisatya secara resmi didirikan pada tanggal 19 Agustus 2023, di Rumah Bapak Ngatimin, Kepala Dusun Semuten, dengan nomor SK 35/SK/VIII/2023 tanggal 19 Agustus 2023 tentang Susunan Pengurus Posyandu Remaja Abisatya Dusun Semuten. Posyandu ini diketuai oleh Aura Safika, dengan pembina posyandu yang terdiri dari Kepala Dusun Semuten (Ngatimin), kader kesehatan desa (Sudami), dan Nabila Kusuma Wardhani, serta didampingi oleh bidan kesehatan desa. Respon positif dari masyarakat tercermin dari kehadiran 33 anggota awal posyandu remaja. Di awal kegiatan, peserta menjalani pemeriksaan kesehatan yang mencakup penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, lingkar lengan atas (LiLA), tekanan darah, kadar hemoglobin, dan konsultasi kesehatan.
Dengan antusiasme tinggi dari remaja, kegiatan Posyandu Remaja Abisatya dilaksanakan untuk bulan kedua pada tanggal 16 September 2023. Pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan kesehatan dan juga sosialisasi bahaya penyalahgunaan NAPZA. Sosialisasi ini merupakan respons sekaligus upaya pencegahan kasus peredaran narkoba yang pernah terjadi di Jatimulyo pada tahun 2021.
Aura Safika, ketua Posyandu Remaja Abisatya, menjelaskan bahwa sebelumnya tidak ada kegiatan rutin yang dilakukan oleh para remaja di Dusun Semuten. Oleh karena itu, pembentukan Posyandu Remaja ini sangat menarik dan penting bagi mereka.
Kegiatan Posyandu Remaja Abisatya akan dilaksanakan secara rutin pada minggu kedua setiap bulan, menggarisbawahi komitmen mahasiswa UGM dalam mendukung kesehatan dan perkembangan anak-anak di wilayah tersebut serta memberikan kontribusi positif dalam mengatasi masalah stunting yang menjadi perhatian serius. Dengan semangat tinggi remaja dalam mendukung program ini, harapannya adalah angka stunting di Jatimulyo akan terus menurun seiring berjalannya waktu. Inisiatif ini diharapkan memberikan dampak positif yang signifikan pada kesehatan dan perkembangan anak-anak di wilayah tersebut, serta menjadi contoh bagi masyarakat lainnya untuk berpartisipasi dalam upaya pencegahan stunting.