Dalam panggung kompetisi teknik sipil nasional yang sarat intelektualitas dan kreativitas, Gadjah Mada Building and Bridge (GMBB) Universitas Gadjah Mada kembali menegaskan dominasinya melalui kemenangan gemilang pada D’Village 14th Edition yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Ajang prestisius bertema “Smart and Disaster-Resilient Bridge Integrating Innovation and Sustainability for Better Infrastructure” ini menjadi saksi keunggulan GMBB dalam memadukan ketajaman analisis struktural, inovasi teknologi, dan kearifan lokal dalam satu rancangan monumental bertajuk “Jembatan Tovua Sarua.”
Tim yang beranggotakan Muhammad Afifuddin Noufal, Muhammad Auguzt Riansyah, dan Fadillah Dwi Puspitasari, dengan bimbingan Ir. Lava Himawan, S.T., M.T., tampil sebagai entitas yang tidak hanya memahami teknis rekayasa, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai budaya dan keberlanjutan dalam setiap detail desain. “Tovua Sarua,” yang dalam bahasa Kaili berarti jembatan yang menyatukan, menjadi representasi konseptual dari visi GMBB—bahwa infrastruktur bukan sekadar konstruksi fisik, melainkan jembatan pengetahuan yang menghubungkan manusia dengan lingkungannya.
Keunggulan GMBB terletak pada kemampuannya mengolah kompleksitas menjadi kesederhanaan yang presisi. Rancangan Network Arch Bridge yang diusung mereka dioptimasi melalui pendekatan multi-parametric design, dengan penyempurnaan geometri pelengkung, inklinasi hanger, dan profil non-prismatik. Analisis menggunakan SAP2000 v22 menunjukkan lendutan hanya 42,98 mm, membuktikan stabilitas tinggi sekaligus efisiensi material yang unggul. Seluruh proses ini dikonsolidasikan melalui sistem Building Information Modeling (BIM), menciptakan integrasi digital antara aspek teknis dan manajerial secara menyeluruh.
Namun, keistimewaan GMBB tidak berhenti pada ketelitian struktur. Inovasi Smart Energy Bridge System yang mereka perkenalkan mengubah jembatan menjadi entitas hidup yang menghasilkan energi melalui Solar Arch Integration (SAI), Droplet-Based Electricity Generator (DEG), dan Piezoelectric Energy Harvester. Dengan pendekatan ini, jembatan tidak hanya menopang beban, tetapi juga menyuplai energi—sebuah konsep futuristik yang menandai lompatan pemikiran.
Dari sisi keberlanjutan, GMBB menunjukkan keunggulan konseptual melalui penggunaan material inovatif seperti Ground Granulated Blast-Furnace Slag (GGBFS), silica fume, dan self-healing concrete, yang memperpanjang umur struktur sekaligus menekan emisi karbon. Ditunjang dengan sistem Smart Bridge Maintenance (SHMS) berteknologi sensor real-time, Tovua Sarua menjadi jembatan yang cerdas, tangguh, dan sadar akan dirinya sendiri.
Kemenangan GMBB di D’Village 14th Edition ITS menegaskan posisinya sebagai pionir inovasi di bidang rekayasa jembatan. Mereka tidak hanya menjadi yang terbaik secara teknis, tetapi juga menjadi representasi dari semangat ilmuwan muda Indonesia yang membangun dengan nurani dan visi. Melalui Tovua Sarua, GMBB telah membuktikan bahwa keunggulan sejati lahir dari perpaduan antara kecerdasan, kepekaan, dan pengabdian kepada bangsa.