Siapa yang tidak kenal dengan tanaman pepaya? Selain memiliki rasanya yang manis ketika matang, buah muda, biji, bahkan daunnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal. Sebagai negara terbesar ke lima dalam produksi buah pepaya di dunia, tentu banyak sekali yang dapat dimanfaatkan bahkan dari limbah daunnya sekalipun. Hal inilah yang menjadi latar belakang Aprilia Layli Fauzia (2016), Fatah Nugroho (2014), dan Reza Wahyudi (2016), tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM, untuk membuktikan potensi limbah daun pepaya sebagai imunomodulator atau obat yang dapat memperkuat sistem imun.
“Kami sebenarnya terinspirasi dengan banyaknya fakta empiris tentang manfaat daun pepaya ini, misalnya sebagai jamu untuk nafsu makan, bahkan untuk tambahan pakan pada ternak unggas dan lele. Menurut mereka, nafsu makan pada hewan-hewan tersebut jadi lebih baik dan hewan menjadi tidak mudah sakit. Inilah yang ingin kami buktikan kebenarannya secara ilmiah.” Ujar Aprilia yang menjadi ketua tim.
Squad yang berhasil mendapatkan hibah dari Dikti pada Program Kreativitas Mahasiswa 2018 ini berusaha melihat pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya terhadap imunitas dengan pengamatan pada sel makrofag mencit. Sel makrofag sederhananya dapat dianggap sebagai tentaranya tubuh. Dengan kata lain, ketika ada kuman atau bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh makrofag inilah yang akan berusaha menghalangi dan memakannya sebelum menginfeksi sel-sel yang rentan. Pemberian ekstrak daun pepaya harapannya dapat membuat aktivitas makrofag ini semakin meningkat, sehingga semakin banyak kuman penyakit yang bisa dimakan.
Menurut penelitian sebelumnya, senyawa yang terkandung pada daun pepaya dan memiliki khasiat ini adalah saponin dan tannin. Keduanya sudah lazim dimanfaatkan sebagai imunomodulator di pasaran namun dari sumber herbal yang lain, yaitu daun meniran.
“Pengujian kandungan tahap awal memberikan hasil yang sangat baik, bahkan kandungan tannin pada ekstrak daun pepaya mencapai lebih dari 90%.” Lanjut Aprilia.
Tim yang dibimbing langsung oleh Prof. Dr. drh. Pudji Astuti, M.P. ini berharap penelitian ini dapat terus dikembangkan. Sehingga selain menjadi solusi untuk memanfaatkan limbah daun pepaya, juga dapat menjadi alternatif obat imunomodulator yang murah.