Kamis (02/05), Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) digelar di Halaman Gedung Pusat, Universitas Gadjah Mada (UGM). Upacara Hardiknas dihadiri oleh unsur pimpinan universitas dan fakultas, tenaga pendidik, dan kependidikan serta mahasiswa. Dalam acara tersebut, UGM memberikan penghargaan kepada total 19 mahasiswa yang berasal dari 18 fakultas dan sekolah vokasi. Mahasiswa tersebut telah menorehkan prestasi di tingkat nasional hingga internasional pada tahun 2019.
Pendidikan memiliki peranan amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembangunan pendidikan berkualitas termasuk salah satu target sustainable development goals (SDGs) untuk mendorong kesejahteraan semua kalangan. Upaya yang dilakukan diantaranya yaitu membangun Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas, penduduk usia muda, dan dewasa untuk memiliki pengetahuan dan skill yang relevan, termasuk technical and vocational skills, agar mampu memperoleh pekerjaan layak dan memiliki jiwa kewirausahaan.
Bertindak sebagai pembina upacara, Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng. menyampaikan sambutan Menteri Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang bertema “Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Kompetitif, Inovatif, dan Berkarakter”. Tema ini relevan untuk menghadapi kondisi dunia yang berkembang menjadi semakin kompleks dengan kecepatan perubahan yang pesat.
“Revolusi perangkat lunak, telah mentransformasikan berbagai kegiatan ekonomi, sebagian pekerjaan yang ada akan digantikan menjadi proses automasi. Pergeseran ini niscaya menuntut sistem pendidikan untuk turut berevolusi menyesuaikan diri,” terang Rektor UGM.
Dalam revolusi pendidikan tinggi, imbuh Panut, dapat ditemui berbagai bentuk pendidikan online seperti massive open online course, hingga cyber university dengan tujuan membekali lulusan perguruan tinggi dengan pengetahuan dan kemampuan untuk menghadapi tantangan dunia kerja pada masa mendatang. Di UGM, misalnya, saat ini mata kuliah transformasi digital telah diadakan dan dapat diikuti secara daring oleh mahasiswa UGM dari berbagai fakultas. Mata kuliah itu dikembangkan menjadi 2 SKS dan dapat dilanjutkan dengan mata kuliah terkait internet of things (IoT), artifial intelligence, dan big data.
Dengan menyadari semakin tingginya harapan pemerintah dan masyarakat kepada perguruan tinggi dalam memberikan pendidikan kepada generasi penerus bangsa di Indonesia agar lebih kompetitif, kreatif, dan inovatif di era disrupsi, perguruan tinggi dituntut untuk melakukan evolusi dan didorong kesanggupannya untuk melakukan upaya transformasi digital dalam penyelenggaraan kegiatan Tri Dharma dan pengelolaan perguruan tinggi. Perguruan tinggi di Indonesia juga didorong untuk terus meningkatkan mutu dan kompetensi SDM yang adaptif dengan perkembangan zaman dalam rangka meningkatkan daya saing pendidikan tinggi.
“Kemajuan teknologi menandakan majunya pendidikan dan ilmu pengetahuan yang tetap harus memartabatkan dan menyejahterakan manusia dan bangsa Indonesia. UGM telah menyadari sepenuhnya tantangan yang dihadapi saat ini,” tutur Panut.
Strategi membangun kompetensi yang hingga saat ini dilakukan antara lain dengan penguatan karakter sejak masuk UGM sampai dengan kelulusannya, peningkatan kompetensi dasar yang kuat di era revolusi industri 4.0, peningkatan kompetensi terkait kolaborasi antar bidang ilmu, kurikulum yang mengakomodosi muatan kompetensi global, peningkatan kompetensi terkait critical thinking dan kreativitas, peningkatan kompetensi terkait komunikasi secara fisik dan daring, serta memberikan wadah untuk mendorong dosen dan mahasiswa menjadi pembelajar sepanjang hayat.
“Dengan strategi tersebut, kita akan mencetak pembelajar tangguh yang memiliki wawasan luas, kritis, dan dengan tetap mempercayai dan menggunakan pendekatan ilmiah sebagai inti dari pendidikan tinggi dalam menghadapi berbagai persoalan ditengah arus perkembangan teknologi,” jelas Panut.
Dalam proses peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan dengan bertujuan memberikan manfaat bagi bangsa lndonesia, UGM telah melalui perjalanan panjang. Bergandengan tangan dengan pemerintah, industri dan dunia usaha, serta masyarakat luas, UGM telah melakukan berbagai upaya untuk membangun bangsa Indonesia melalui peningkatan kualitas SDM, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kerja dan pengabdian UGM terukur antara lain dari apresiasi yang diperoleh dimana UGM masuk dalam peringkat 50 besar dunia untuk indikator SDGs Decent Work and Economic Growth. Selain itu, UGM masuk dalam peringkat 70 besar dunia untuk indikator SDGs Gender Equality menurut University Impact Ranking yang dirilis oleh Times Higher Education (THE).
“Prestasi ini hanya bisa dicapai dengan kerja keras dan kerja cerdas dari Bapak, Ibu, dan saudara semua dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi di UGM. Capaian yang kita raih saat ini tidak boleh membuat kita berpuas diri tetapi menjadi penyemangat bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas diri agar dapat memimpin dan lebih berkontribusi dalam pembangunan negeri,” pungkas Rektor UGM.