Sebanyak 33 mahasiswa UGM dari berbagai program studi mengikuti olimpiade sains daerah (OSD) yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) DIY, Sabtu (3/9), kemarin. Dalam kompetisi yang diselenggarakan di Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) kampus II tersebut, mereka harus bersaing dengan 168 peserta lainnya dari beberapa kampus di DIY. Adapun bidang yang dilombakan meliputi biologi, fisika, kimia, dan matematika.
Prestasi International kembali diukir oleh mahasiswa UGM. Pada kesempatan kali ini prestasi diraih oleh mahasiswa Teknik Geologi, Fakultas Teknik, UGM; Putra Herianto dan Ichsan Ramadhan. Mereka meraih Best Abstract Award dalam kegiatan “35th International Geological Congress (IGC) 2016” yang diselenggarakan oleh International Union of Geological Sciences (IUGS) di Cape Town, Afrika Selatan. Artikel ilmiah yang dibuat dan dibimbing langsung bersama Ir. Anastasia Dewi Titisari, M.T., Ph.D. tersebut dipresentasikan secara lisan oleh Putra Herianto di Cape Town International Convention Center. Dia mendapatkan penghargaan tersebut setelah mempresentasikan artikelnya yang berjudul Geoheritage and Geotourism potential of the Baginda Hill, Belitung Island, Indonesia.
Gelaran PIMNAS 29 resmi usai Kamis (11/8) lalu. Bertempat di gedung Graha Widya Wisuda Institut Pertanian Bogor, penutupan berlangsung meriah. Sebanyak 145 kontingen dari berbagai universitas di Indonesia memadati ruang tersebut sembari menanti pengumuman pemenang. Pada saat pengumuman, Kontingen Universitas Gadjah Mada bersaing ketat dengan Universitas Brawijaya dalam perolehan medali. Pada akhir pengumuman tercatat UGM mengoleksi 20 medali dengan rincian 5 emas, 2 perak, dan 3 perunggu di kategori presentasi serta 4 emas, 3 perak, dan 3 perunggu di kategori poster. Hasil tersebut mengantarkan UGM kembali menjadi peringkat dua, sama dengan tahun sebelumnya.
Mukhammad Ardafillah mungkin tidak pernah menyangka ia dan timnya akan meraih emas presentasi di PIMNAS 29. Di awal, timnya tidak terpilih untuk menjadi kontingen UGM di PIMNAS. Namun, nasib baik pun datang. Salah satu tim PKM-PSH yang menjadi perwakilan UGM mundur. Singkat cerita, Ardafillah dan timnya mendapatkan kesempatan untuk menggantikan tim tersebut.
“Kaget dan senang. Saya menganggap kesempatan tersebut sebagai kesempatan emas yang harus saya ambil dan perjuangkan sebaik mungkin. Semangat saya justru terpacu untuk menjadi yang terbaik saat PIMNAS dan membuktikan kepada reviewer yang dulu memonev saya dan rekan bahwa kami sangat layak untuk ada di PIMNAS dan keputusan reviewer adalah salah tidak menempatkan kami berada di calon peserta PIMNAS,” kata Ardafillah.