Gelaran PIMNAS 29 resmi usai Kamis (11/8) lalu. Bertempat di gedung Graha Widya Wisuda Institut Pertanian Bogor, penutupan berlangsung meriah. Sebanyak 145 kontingen dari berbagai universitas di Indonesia memadati ruang tersebut sembari menanti pengumuman pemenang. Pada saat pengumuman, Kontingen Universitas Gadjah Mada bersaing ketat dengan Universitas Brawijaya dalam perolehan medali. Pada akhir pengumuman tercatat UGM mengoleksi 20 medali dengan rincian 5 emas, 2 perak, dan 3 perunggu di kategori presentasi serta 4 emas, 3 perak, dan 3 perunggu di kategori poster. Hasil tersebut mengantarkan UGM kembali menjadi peringkat dua, sama dengan tahun sebelumnya.
“Meskipun kita tahu bahwa kita pada posisi yang kedua tapi bagaimanapun juga itu sudah hasil perjuangan maksimum semua pihak,” tutur Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. Drs. Senawi, M.P. “Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada bapak/ibu pembina PKM-PIMNAS, kemudian rekan-rekan mahasiswa kontingen PIMNAS itu sendiri dan juga para pembimbing dan semua pimpinan Fakultas dan Universitas atas terselenggaranya PKM dan PIMNAS 2016 ini,” lanjutnya.
Jika melihat statistik prestasi yang diukir UGM tahun lalu, hasil tahun ini dapat dikatakan jauh lebih baik. Tahun lalu, UGM secara total memperoleh 14 medali dengan rincian 4 emas, 3 perak, dan 1 perunggu di kategori poster. Artinya, hampir di semua kategori terjadi peningkatan prestasi yang cukup signifikan. Hal tersebut diamini oleh Kasubdit Kreativitas Mahasiswa, Ahmad Agus Setiawan, Ph.D. Menurutnya, banyak hal positif yang bisa diambil dari PIMNAS 29 kemarin, salah satunya adalah peningkatan perolehan medali UGM.
“Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari PIMNAS tahun ini. Meskipun kita belum berhasil menjadi juara umum, kita masih pulang dengan kepala tegak. Kami telah memulai dengan baik segala sesuatunya mulai pengajuan proposal, pendampingan program, hingga PIMNAS. Kami yakin hasil ini akan melecut semangat para mahasiswa untuk lebih meningkatkan prestasi di PIMNAS tahun depan,” terang Agus. Apa yang dinyatakan Agus ini kurang lebih telah menjelaskan fakta yang terjadi di lapangan. UGM terus menjadi yang terbanyak baik dalam jumlah proposal yang didanai maupun dalam jumlah kontingen yang lolos ke PIMNAS. Begitupun dengan pembinaaan. Tidak kurang dari enam kali UGM melakukan pembinaan dan monitoring program selama kurun waktu Februari – Juni 2016. Itu belum termasuk pembinaan menjelang keberangkatan ke PIMNAS selepas pengumuman tim yang lolos, sepanjang akhir bulan Juli sampai dengan awal Agustus 2016. “Harus kita akui bahwa di saat-saat terakhir kita seharusnya bermain lebih strategis karena Kontingen UGM telah berhasil memiliki semua modal untuk itu, yakni jumlah Tim Lolos PIMNAS terbanyak di tahun 2016. Itu akan menjadi catatan untuk perbaikan tahun depan,” lanjut Agus.
Sementara itu, koordinator mahasiswa kontingen, Irfan Joyokusumo, mengungkapkan bahwa dari segi fasilitas dan pembinaan UGM telah memberikan yang terbaik. Menurut Joyo ada banyak anggota kontingen yang belum bisa sepenuhnya fokus ke PIMNAS sehingga hasil yang dipetik belum maksimal. “Tiap anggota sangat diusahakan untuk tidak memiliki tanggung jawab ganda,” sambung mahasiswa Fakultas Teknik tersebut. Berbeda dengan Joyo, Ayu Dwi Silvia Putri, salah satu kontingen UGM menyesalkan mepetnya waktu antara pengumuman peserta lolos dan pelaksanaan PIMNAS. Terlebih ada banyak anggota kontingen yang sedang KKN sehingga waktu persiapan makin berkurang. “Soalnya kan memang waktunya mepet, dan juga ada kelompok yang anggota kelompoknya banyak yang sedang KKN itu susah bagi tugas,” jelas Ayu. Lebih lanjut ketua PKM Center, Endri Geovani, berharap ke depan mahasiswa yang lolos ke PIMNAS dapat diberikan kelonggaran jika bertepatan dengan KKN. “Bila kedepannya anak yang lolos PIMNAS bisa ditarik (pulang dari KKN) terlebih dahulu dan mereka mempersiapkan secara full team aku yakin banget kita bisa juara umum,” cetus Endri.
Diambil dari Buletin Nawala Kreativitas Edisi 08/2016