Dua tim dari UGM berhasil meraih dua posisi juara sekaligus pada kompetisi Oil and Gas Case Study Competition Competition Petrolida 2021. Tim Gama-U yang beranggotakan Ignatius Gerald Tondi Sinaga (T. Kimia 2018), Vincentius Adven Brilian (T. Mesin 2019), dan Saeful Ghofar Zamianie Putra (Geofisika 2019) berhasil menempati posisi pertama dalam ajang tersebut. Posisi kedua kembali disusul oleh Tim Granite Genit (UGM) yang terdiri dari tiga peserta, yakni Atifa Maritza Giwangkara (Teknik Geologi 2020), Aurellia Anindita Rizky (Teknik Geologi 2020), dan Radista Saga (Teknik Geologi 2020) berhasil meraih juara dua.
Petroleum Integrated Days (Petrolida) merupakan suatu acara tahunan bergengsi yang diadakan oleh SPE ITS-SC. Petrolida merupakan kompetisi perminyakan tahunan tingkat internasional untuk mahasiswa tingkat sarjana yang diselenggarakan oleh Society of Petroleum Engineers Sepuluh Nopember Institute of Technology (SPE ITS SC). Pada tahun ini, Petrolida 2021 dilaksanakan secara daring dengan menyelenggarakan serangkaian acara mulai dari Petrolida Talks hingga kompetisi. Terdapat beberapa kompetisi yang berhubungan dengan dunia industri migas tersebut, salah satunya case study competition. Case study competition (CSC) merupakan suatu bidang perlombaan yang mengasah peserta dalam menyelesaikan suatu kasus dari berbagai sudut pandang.
Acara yang berpuncak pada 10 April 2021 ini terdapat beberapa tahapan yang dimulai dari preliminary round hingga final round. Oil and Gas Case Study Competition Petrolida 2021 terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap seleksi abstrak dan tahap presentasi final. Terdapat puluhan tim dari berbagai universitas yang mengikuti tahap seleksi abstrak. Setelah itu, 10 tim terbaik akan mengikuti babak final, yaitu tim dari Universitas Gadjah Mada (2 tim), Institut Teknologi Bandung (3 tim), Universitas Indonesia (2 tim), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (2 tim), dan Universitas Padjajaran (1 tim).
Di dalam Oil and Gas Case Study Competition Petrolida 2021, panitia memberikan kasus berupa proyek pengembangan lapangan Gendalo. Lapangan Gendalo adalah lapangan gas milik Chevron yang termasuk dalam proyek vital Indonesian Deepwater Development (IDD) yang dicanangkan oleh pemerintah. Menurut SKK Migas, lapangan Gendalo diharapkan bisa mulai berproduksi pada Tahun 2025. Kedalaman laut tempat lapangan Gendalo berada ditaksir lebih dari 1000 m, sehingga tantangan teknologi menjadi kunci utama. Terdapat 3 skenario pengembangan lapangan Gendalo: 1) tie-back ke Jangkrik Floating Production Unit yang sudah eksisting; 2) menggunakan fixed shallow water platform pada kedalaman kurang dari 100 meter; dan 3) menggunakan standalone deep-water floating production unit yang berupa kapal terapung dengan fasilitas produksi di atasnya. Para peserta diminta untuk memilih 1 skenario yang terbaik untuk mengembangkan lapangan Gendalo beserta desainnya dengan justifikasi yang kuat, terstruktur, dan logis. Pertimbangan dalam pengambilan keputusan juga harus melibatkan aspek keekonomisan proyek dan aspek lingkungan.
Meskipun keadaan pandemi menjadi tantangan karena anggota tim tidak bisa bertemu secara langsung, namun kedua tim dari UGM ini mampu menunjukkan kekompakan dan kegigihan dalam mempersiapkan lomba ini hingga nerhasil menempati posisi Juara Pertama dan Juara Kedua. Harapan dari Tim Gama-U adalah solusi dan inovasi yang ditawarkan untuk mengembangkan lapangan Gendalo membantu mempercepat proyek Indonesian Deepwater Development (IDD) yang dicanangkan oleh pemerintah, sehingga Indonesia dapat segera mencapai ketahanan suplai gas alam untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri sekaligus mendukung program transisi energi. Tim Granite Genit juga berharap agar kedepannya mampu menorehkan prestasi kembali kepada Universitas Gadjah Mada dan dengan solusi yang mengintegrasikan teknologi industri 4.0, analisis dampak lingkungan, dan analisis ekonomi pasca pandemi Covid-19, solusi yang diberikan diharapkan dapat dipertimbangkan dan membantu untuk mengembangkan projek Indonesian Deepwater Development (IDD) di lapangan Gendalo.