Peraih Medali Emas Presentasi PKM Penelitian Eksakta,
Pekan Ilmiah Nasional XXVIII tanggal 5-10 Oktober 2015 di
Universitas Haluoleo
Pada gelaran PIMNAS ke 28 kemarin, UGM mengirim enam tim di kategori penelitian eksak. Salah satu tim yang berangkat ke Kendari untuk mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul “EDISH-ROOM (Edible Therapy from Oyster Mushroom): Inovasi Brilian Jamur (Pleurotus ostreatus) Tiram sebagai Agen Antimetastasis Tertarget MMP-2 dan MMP-9 pada Kanker Payudara”. Penelitian mereka ini berfokus pada potensi jamur tiram sebagai penghambat sel kanker payudara. Penelitian ini pun mampu mencuri perhatian juri dan berhasil meraih medali emas presentasi. Berikut ulasannya:
Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang menjadi momok bagi masyarakat. Pola hidup dan kondisi lingkungan yang tak sehat serta faktor herediter menjadi penyebab terjadinya penyakit ini. Wanita sebagai tonggak peradaban dunia hari ini harus dihadapkan dengan penyakit kanker yang beraneka ragam sehingga menjadi perhatian dunia. Salah satu jenis kanker yang saat ini menjadi ancaman terbesar karena tingkat kejadiannya terbanyak pada wanita adalah kanker payudara. Jumlah insiden kanker payudara di Indonesia mencapai 25.208 penderita per 100.000 jiwa dan sebanyak 43% penderita mengalami kematian (Green and Riana, 2008). Tingginya kasus kematian pada kanker payudara disebabkan karena terlambatnya penanganan penyakit, sehingga sel kanker telah menyebar ke jaringan lain saat terdeteksi. Penyebaran sel kanker ke jaringan lain ini disebut dengan metastasis. Hal tersebut dapat memicu tumbuhnya sel kanker baru di bagian tubuh lain. Oleh karena itu, tiga mahasiswa dari fakultas farmasi UGM yakni Lodyta Nawang Tika, Layung Sekar Sih Wikanthi dan Shofa An-nur yang tergabung dalam kelompok studi CCRC (Cancer Chemoprevention Research Center) Fakultas Farmasi UGM dan dibimbing oleh Dr. drh. Retno Murwanti meneliti salah satu bahan alam yang banyak tersebar di Indonesia dan berpotensi dalam menghambat terjadinya metastasis, yaitu jamur tiram.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, salah satu jenisnya adalah jamur tiram. Jamur tiram dengan nama latin Pleoratus ostreatus merupakan salah satu jenis jamur yang mudah dibudidayakan, di samping itu jamur ini dapat dimakan bahkan menjadi menu andalan di beberapa kedai makanan. Selain rasanya enak, jamur tiram mempunyai khasiat sebagai antikanker. Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita dengan tingkat kematian yang tinggi. Salah satu penyebab kematian terbesar pada kasus kanker payudara ialah terjadinya metastasis, yaitu sel kanker berpindah dari jaringan payudara menuju jaringan tubuh yang lain, lalu berkembang dan tumbuh menjadi massa tumor baru. Proses metastasis diatur dalam berbagai mekanisme yang kompleks dan didukung oleh peran dari berbagai macam protein dalam tubuh, salah satunya adalah protein MMPs. Terjadinya metastasis dapat ditandai dengan tingginya ekspresi (keberadaan) protein MMPs khususnya MMP-9 dan MMP-2. Kedua protein ini berperan dalam degradasi ikatan antar sel atau antara sel dengan membran tempatnya melekat. Hal itu akan menyebabkan sel tersebut dapat lepas dari koloninya kemudian beredar melalui pembuluh darah dan menetap di jaringan lain dan membentuk massa tumor yang baru. Berdasarkan penelitian sebelumnya, jamur tiram mampu menghambat ekspresi MMP-9 dan MMP-2 pada sel sehat manusia. Sedangkan pada penelitian ini, digunakan sel kanker payudara bernama sel 4T1, yaitu suatu sel kanker yang memiliki karakteristik metastasis yang kuat. Sehingga jamur tiram memiliki peluang untuk dikembangkan sebagai antimetastasis melalui penurunan ekspresi protein MMP-9 dan MMP-2 pada sel kanker payudara (sel 4T1).
Penelitian ini berjalan selama empat bulan melalui berbagai tahapan metode penelitian. Penelitian diawali dengan pengambilan sampel jamur tiram, lalu jamur tersebut diekstraksi untuk mendapatkan Ekstrak Jamur Tiram (EJT). Penelitian dilanjutkan dengan pengujian aktivitas sitotoksik EJT terhadap sel 4T1 melalui MTT Assay. Adapun aktifitas penghambatan migrasi sel kanker oleh EJT diuji dengan metode Scratch, sedangkan tingginya ekspresi protein MMP-9 dan MMP-2 pada kanker payudara akibat pemberian EJT diamati melalui Gelatin Zymography. Di masa mendatang, jamur tiram dapat dikembangkan menjadi produk yang lebih aplikatif dalam upaya pencegahan atau perawatan pasien kanker payudara. Ekstrak Jamur tiram dapat dikembangkan menjadi sediaan farmasetis dan nutrasetical seperti kapsul ekstrak jamur tiram.
Anggota Tim: Lodyta Nawang Tika (Farmasi UGM), Layung Sekar Sih Wikanthi (Farmasi UGM), Shofa An-nur (Farmasi UGM), Email: lodytanawangtika@gmail.com