Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Tim Arjuna Electric Vehicle kembali mengharumkan nama almamater pada ajang Sustainable World Electric Vehicle Design Competition Jakarta E-Prix 2022 dengan bertengger di posisi pertama. Lomba rancang mobil listrik hemat energi dan ramah lingkungan ini memiliki tujuan tidak hanya sekedar kompetisi namun, juga menantang para peserta untuk menciptakan mobil listrik yang dapat diimplementasikan di masa depan. Kompetisi bergengsi ini digelar secara luring pada tanggal 4 Juni 2022 di Jakarta International Velodrome (JIV).
Pada kompetisi tersebut Tim Arjuna dapat menaklukkan berbagai tim dari perguruan tinggi baik jenjang S1 maupun S2 mulai dari tahap pengumpulan proposal hingga tahap presentasi. Tentunya untuk menyabet gelar tersebut Tim Arjuna mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikiran secara totalitas. “Merancang sebuah mobil itu suatu hal yang kompleks. Berbagai perhitungan diperlukan baik dari sisi mekanis, elektronis, dan dari segi bisnis. Bisa saja dari sudut pandang mekanis sudah oke namun, ternyata dari sudut pandang elektronis tidak masuk akal sehingga dalam hal ini diperlukan diskusi, koordinasi, dan komunikasi antar sub-tim.” Ujar Thariq Faros, Ketua Komunitas Arjuna UGM. “Selain memperhitungkan komponennya, dari segi bisnis juga harus dipikirkan dengan matang dan tentunya harus rasional. Oleh karena kompetisi ini juga memiliki tujuan komersial, maka bagaimana carannya kami menciptakan mobil yang bernilai jual dengan menonjolkan unique selling point seperti body mobil yang sporty dan futuristik serta yang paling penting mobil ini dapat diterapkan di Indonesia” Tambah Leonard Fidelcristo S, Kepala Departemen Elektronis Arjuna UGM.
Terdapat berbagai fitur menarik yang ditawarkan oleh Mobil Arcana milik Tim Arjuna UGM antara lain Arjuna Smart Mobility dengan fitur autonomous level 3 yang disesuaikan dengan kondisi infrastruktur di Indonesia sehingga mobil dapat mengambil alih fungsi mengemudi dalam keadaan tertentu. Kemudian mobil ini juga dilengkapi dengan tiga mode kemudi (driving mode) yang meliputi eco mode, sport mode, dan normal mode. “Perbedaan dari ketiga mode tersebut terletak pada limitasi penarikan arus baterai ke motor dan penggunaan fitur tersebut disesuaikan dengan driving mode yang digunakan pengemudi.” Terang Lenoard Fidelcristo Supit. Tidak hanya itu, mobil ini juga dilengkapi dengan 71 safety systems. “Kami tidak hanya sekedar merancang sebuah desain mobil saja, namun juga menciptakan mobil dengan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengendara mobil sehingga dirancang sedemikian rupa dan tentunya komponen mobil ini merupakan self manufacture atau pengembangan secara mandiri oleh Tim Arjuna.” Imbuhya.
Kunci sukses Tim Arjuna selain berusaha secara maksimal, mereka juga menanamkan optimisme dalam diri serta mindset bahwa mereka merupakan tim terbaik di Indonesia. “Menanamkan rasa optimis itu penting, bukan karena sombong tapi lebih ke arah agar kita dapat tampil secara maksimal.” Terang Dasta Muhammad Ghaly. “Sejak awal mengikuti perlombaan kita nothing to loose, jalani saja. Jangan terlalu terbawa euforia karena terdapat peserta dari temen-temen S2 yang secara teori dan praktik pasti lebih baik daripada kami mahasiswa S1. Namun, melihat kemenangan kami jujur senang dapat membanggakan Arjuna dan hadiahnya pun kami kembalikan ke Arjuna.” Tambah Lenoard Fidelcristo Supit. “Saya cukup optimis dengan kapabilitas teman-teman Arjuna jadi, meskipun deg-degan saya yakin kami bisa menang.” Ungkap Kepala Departemen Mekanis, Muhammad Raihan Hilmy. Faros berpesan agar jangan takut berjuang dan harapan kedepannya mobil listrik Arjuna dapat diimplementasikan di Indonesia dalam mendukung konsep smart city.