Kalurahan Muntuk yang terletak di Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY merupakan salah satu desa yang memiliki banyak potensi wisata. Desa ini memiliki luas 12,85 km² atau 23% dari wilayah Kapanewon Dlingo. Kalurahan Muntuk terdiri dari 11 padukuhan, di mana masing-masing padukuhan memiliki potensi wisata yang berbeda-beda. Kalurahan Muntuk memiliki potensi wisata alam yang beragam. Potensi wisata alam di Kalurahan Muntuk meliputi gua-gua, seperti Gua Jatisari (Hilir), Gua Jatisari (Hulu), Gua Mbetowo, Gua Plawan dan Gua Lueng Njoplak. Selain itu, terdapat tebing-tebing dan singkapan-singkapan batuan di beberapa titik, seperti situs Watu Muni.
Tak hanya alamnya, budaya Kalurahan Muntuk juga kaya akan seni anyaman bambu yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat. Meskipun memiliki potensi luar biasa, tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya lembaga yang fokus dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata. Hal ini menyebabkan pengelolaan desa wisata bergantung pada masing-masing individu yang menghambat pengembangan optimal pariwisata dan kesejahteraan masyarakat di sana.
Oleh karena itu, Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Oramawa) PASAINS dengan bimbingan Drs. Imam Suyanto, M.Si., dan dukungan dari kemendikbud ristek, perguruan tinggi, serta mitra, memperkenalkan Program Desa Wisata Edukatif Geowisata. Program ini memiliki prinsip pengembangan desa wisata berkelanjutan sebagaimana kegiatan pengelolaan lembaga bisnis dengan membawakan empat aspek pokok kegiatan, yakni riset dan pengembangan, administrasi, produksi, dan marketing, dimana dari keempat aspek pokok kegiatan ini kami tidak hanya memanfaatkan potensi wisata alamnya saja, tetapi juga memberikan nilai edukasi mengenai pengelolaan desa wisata.
Program Desa Wisata Edukatif mendapat sambutan hangat dari berbagai pihak. Kusumo, Tim Monitoring Desa Mandiri Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan tanggapan “Saya berharap, program ini nantinya akan berjalan seiringan dengan program kami yang sedang dalam masa akreditasi sehingga kita bisa bersama-sama membangun Muntuk yang lebih maju,” ujarnya. Senada dengan Kusumo, Marsudi, Lurah Kalurahan Muntuk, juga menyambut baik inisiatif mahasiswa UGM. “Saya senang ketika mendengar kabar bahwa ada tim dari mahasiswa UGM ingin melaksanakan kegiatan di Kalurahan Muntuk terkait desa wisata. Kalurahan sedang bekerja sama membangun desa wisata di Kalurahan Muntuk untuk menjadi Desa Mandiri Budaya setelah terbentuk Desa Prima dan Desa Preneur,” ucapnya.
Dengan program ini, diharapkan Kalurahan Muntuk dapat mengoptimalkan potensi wisatanya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjadi desa wisata yang edukatif dan berdaya saing tinggi. Melalui kerja sama antara mahasiswa UGM, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat, Muntuk siap untuk mengangkat pesona alam dan budayanya ke tingkat yang lebih tinggi.