Rendahnya tingkat pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi bahan baku baru yang dapat digunakan untuk membuat produk baru dengan nilai ekonomis merupakan salah satu isu lingkungan yang kerap ditemui belakangan ini. Saat ini, minimnya pengolahan limbah organik rumah tangga masih menjadi salah satu permasalahan yang belum dapat diatasi secara optimal di Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Limbah organik dari masyarakat sekitar umumnya hanya dibakar dan dibiarkan menumpuk tanpa dimanfaatkan kembali menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Hal tersebut yang mendasari Tim PPK Ormawa KMIP dalam menginisiasi program AquaPower untuk memanfaatkan limbah organik rumah tangga sebagai media pertumbuhan maggot yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan alternatif untuk budidaya ikan di Desa Sumberharjo.
Maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF) memiliki kemampuan luar biasa dalam mengurai sampah organik. Maggot BSF, telah muncul sebagai solusi inovatif dalam mengatasi dua permasalahan sekaligus yakni pengelolaan sampah organik dan kebutuhan sumber protein alternatif untuk pakan ternak. Beberapa keunggulan maggot sebagai bahan pakan meliputi:
- Kandungan protein tinggi (40-50%) dengan profil asam amino yang lengkap;
- Kaya akan lemak dan mineral esensial; serta
- Memiliki sifat anti-mikrobial dan anti-jamur yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh hewan ternak.
“Melalui program AquaPower, masyarakat diberikan pelatihan untuk mengolah maggot menjadi tepung yang kemudian digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pelet ikan. Inovasi ini diharapkan dapat menekan biaya produksi pakan ikan yang selama ini menjadi kendala utama bagi para pembudidaya skala kecil serta menjadikan potensi pemanfaatan maggot sebagai bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi lokal”, ujar Faqih Muhammad sebagai Ketua Tim Pelaksana PPK Ormawa KMIP, Rabu (3/7).
Pemanfaatan maggot yang diolah menjadi pakan ikan berkualitas tinggi dapat menciptakan siklus ekonomi sirkular yang menguntungkan masyarakat sekaligus mendukung pembangunan yang ramah lingkungan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Melalui pendekatan ini, Desa Sumberharjo tidak hanya berpotensi mengurangi permasalahan sampah organik saja, melainkan turut menciptakan lapangan kerja baru dalam bidang pengolahan sampah maupun produksi pakan, meningkatkan produktivitas dan profitabilitas sektor perikanan budidaya yang semula lesu, serta mengurangi ketergantungan pembudidaya pada pakan ikan komersial yang mahal.
“Lewat dukungan dari berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi dan pemerintah daerah, kami berharap langkah kecil yang kami ambil lewat program AquaPower dapat diterima dengan baik dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Sumberharjo, karena inisiatif ini memiliki prospek cerah untuk dikembangkan lebih lanjut.” katanya, Rabu (3/7). *(wf/krm)