Rabu, 17 Juli 2024 – Tim pelaksana melanjutkan kegiatan untuk membuat pot TOGA (Tanaman Obat Keluarga) dari galon bekas. Tim berkumpul di salah satu rumah warga Kalurahan Donoharjo, yang juga merupakan salah satu rekan dari BEM KM UGM. Di sana pula galon-galon bekas yang dikumpulkan kemarin disimpan.
Kegiatan untuk membuat pot ini dilakukan oleh tim pelaksana, anggota ORMAWA, serta berkolaborasi dengan tim KKN UGM (Kuliah Kerja Nyata) yang ditempatkan di sana. Kegiatan dimulai dengan memotong galon-galon menjadi dua bagian, kemudian membersihkannya dengan cara dicuci di sungai, serta melakukan pengecatan pada galon. Pemberian warna pada galon dibagi menjadi dua yaitu warna merah dan warna putih. Pada saat pengecatan ini, kami juga dibantu oleh beberapa warga desa.
Selesai dengan pewarnaan pot TOGA dan dipastikan cat sudah mengering, pot-pot tersebut kemudian ditata rapi di rumah salah satu warga yang juga merupakan anggota ORMAWA kami. Inisiatif ini adalah bagian dari upaya kami yang lebih luas untuk mempromosikan konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Kolaborasi antara tim PPK BEM KM UGM dan bantuan eksternal, termasuk tim KKN UGM dan warga setempat, menyoroti pentingnya keterlibatan komunitas dalam proyek lingkungan. Dengan memanfaatkan kembali bahan limbah seperti galon bekas, kami bertujuan untuk mengurangi limbah dan mempromosikan daur ulang di dalam komunitas.
Pot TOGA akan digunakan untuk menanam berbagai tanaman obat tradisional, yang akan bermanfaat bagi masyarakat setempat dengan menyediakan akses mudah ke obat alami. Proyek ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan tetapi juga meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan warga.
Keterlibatan warga setempat dalam proyek ini menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan. Ini juga memberikan kesempatan untuk pertukaran pengetahuan antara mahasiswa dan komunitas, memperkaya pengalaman belajar bagi kedua belah pihak.
Proyek ini telah menerima umpan balik positif dari masyarakat, dengan banyak yang menyatakan apresiasi mereka terhadap inisiatif ini. Keberhasilan proyek ini menunjukkan potensi upaya kolaboratif dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Ke depan, tim berencana untuk mengadakan lokakarya tentang manfaat TOGA dan cara merawat tanaman. Lokakarya ini akan lebih melibatkan komunitas dan memastikan keberlanjutan proyek.
Sebagai kesimpulan, proyek lingkungan TOGA di Dusun Banteran, Kalurahan Donoharjo, adalah bukti kekuatan kolaborasi dan keterlibatan komunitas dalam mempromosikan praktik berkelanjutan. Proyek ini tidak hanya menangani masalah lingkungan tetapi juga berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan warga setempat.
Penulis : Nabilla Anisa