Tumpukan limbah tempurung kelapa di Desa Trenten memiliki potensi besar untuk diubah menjadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dalam bentuk briket. Potensi ini menjadi fokus utama program BRICOFI, yang dipimpin oleh Griselda Lituhayu Tetuko J. Program ini dilaksanakan oleh tim PPK Ormawa BEM KM FMIPA UGM, yang terdiri dari sekitar 25 anggota, dengan tujuan untuk mengembangkan dan menyempurnakan proses produksi briket dari tempurung kelapa, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat setempat.
Tim ini secara konsisten mengembangkan inovasi dalam teknik produksi, mulai dari tahap pengolahan awal hingga distribusi produk. Dengan pendekatan yang menyeluruh, mereka berharap dapat meningkatkan nilai tambah dari limbah kelapa yang sebelumnya kurang dimanfaatkan. Program ini juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat Desa Trenten, khususnya dalam pemanfaatan limbah kelapa secara lebih efisien, sehingga briket yang dihasilkan tidak hanya berkualitas baik tetapi juga dapat dipasarkan secara luas.
Rabu (28/8), seluruh anggota tim PPK Ormawa BEM KM FMIPA UGM berkumpul untuk melakukan uji coba produksi briket. Uji coba ini mencakup serangkaian proses yang sederhana namun esensial, termasuk karbonisasi arang, pencacahan arang, hingga perekatan arang menggunakan tepung kanji. Seluruh proses ini diakhiri dengan pengujian alat pencetak briket, yang menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa briket akhir memiliki bentuk dan kualitas yang sesuai harapan.
Uji coba ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan gambaran awal tentang bagaimana produksi briket akan dijalankan, tetapi juga untuk menjadi dasar evaluasi dan peningkatan proses pembuatan briket di masa depan. Dengan uji coba ini, tim dapat mengidentifikasi tantangan dan peluang yang mungkin muncul selama proses produksi, sehingga mereka bisa melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.
Seluruh anggota tim memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Hasil dari uji coba ini akan menjadi bahan diskusi dalam pertemuan berikutnya, di mana tim akan menganalisis setiap tahap dan hasil yang diperoleh, serta mencari solusi inovatif untuk meningkatkan proses produksi.
“Kita harus melakukan uji coba produksi briket ini terlebih dahulu sebelum kita turun ke lapangan dan memberikan pelatihan kepada warga Desa Trenten. Tujuannya adalah agar kita semua dapat menguasai teknik pembuatan briket dengan baik, sehingga ibu-ibu dan masyarakat setempat tidak mengalami kesulitan, dan ini juga bisa menjadi bahan pembelajaran bagi kita jika ada kekurangan selama proses produksi,” ujar Griselda, Ketua Program BRICOFI, pada Rabu, 28 Agustus. Pernyataan ini menegaskan komitmen tim untuk memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai sebelum melakukan transfer teknologi kepada masyarakat.
Selain sebagai persiapan, kegiatan ini juga berfungsi sebagai sarana bagi tim PPK Ormawa untuk memperkuat kerja sama antar anggota serta membuka diri terhadap berbagai inovasi dalam energi terbarukan.Harapannya dengan terus mengembangkan ide-ide baru, program BRICOFI bisa menjadi model bagi inisiatif serupa di daerah lain.
Penulis : Chintia Amalia