Pada hari Minggu, 25 Agustus 2024 pukul 08.30 WIB – Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) melaksanakan studi banding dengan Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) di Kampus Ganesha. Kegiatan kolaboratif ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang program TOGA (Tanaman Obat Keluarga) dan mendiskusikan inisiatif pengabdian masyarakat yang berkelanjutan. Acara ini dirancang untuk mendorong pertukaran pengetahuan dan memperkuat hubungan antara dua institusi bergengsi tersebut.
Kegiatan dimulai pada Sabtu pagi, dengan BEM KM UGM tiba di ITB pada pukul 07.00. Peserta berkumpul dan mempersiapkan diri untuk perjalanan menuju Komunitas Kota yang terletak di RW 05 Lebak Siliwangi, Bandung. Acara ini menekankan pentingnya konsumsi makanan dan praktik berkelanjutan, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terkait ketahanan pangan dan konsumsi yang bertanggung jawab.
Pada pukul 08.00, peserta mulai mempersiapkan keberangkatan. Suasana dipenuhi dengan semangat saat mahasiswa dari kedua universitas saling bertukar ide dan pengalaman. Pada pukul 08.15, mereka berangkat dengan berjalan kaki menuju Komunitas Kota, sebuah perjalanan yang melambangkan komitmen mereka untuk terlibat dengan warga setempat dan memahami kebutuhan mereka.
Setibanya di komunitas pada pukul 08.45, peserta terlibat dalam berbagai kegiatan bersama warga setempat. Mereka berkolaborasi dalam memasak makan siang, yang tidak hanya menyediakan makanan tetapi juga menyoroti pentingnya sumber makanan lokal dan metode memasak tradisional. Pengalaman langsung ini memungkinkan mahasiswa untuk menghargai aspek budaya dari konsumsi makanan dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
Selain memasak, mahasiswa juga mengorganisir sesi kreatif di mana mereka mewarnai totebag bersama anak-anak setempat. Kegiatan ini membangun rasa kebersamaan dan memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan kreativitas mereka sambil belajar tentang keberlanjutan melalui penggunaan tas yang dapat digunakan kembali. Interaksi antara mahasiswa dan warga sangat mengharukan, menunjukkan kekuatan kolaborasi dalam mempromosikan praktik berkelanjutan.
Setelah pagi yang produktif, kelompok tersebut kembali ke ITB pada pukul 11.45 untuk istirahat makan siang dari pukul 12.15 hingga 12.45. Waktu ini memungkinkan peserta untuk merenungkan pengalaman mereka dan berbagi wawasan yang didapat dari interaksi dengan masyarakat. Setelah makan siang, pemaparan benchmarking dimulai, dimulai dengan UGM pada pukul 12.45.
Tim UGM mempresentasikan temuan dan pengalaman mereka terkait TOGA dan pengabdian masyarakat yang berkelanjutan, menekankan pentingnya ketahanan pangan dan konsumsi yang bertanggung jawab. Ini diikuti dengan presentasi dari ITB pada pukul 13.45, di mana mereka membagikan inisiatif dan strategi untuk terlibat dengan komunitas lokal.
Untuk menciptakan suasana yang santai, sesi ice-breaking diadakan pada pukul 14.45, memungkinkan peserta untuk lebih akrab. Ini diikuti dengan Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) dari pukul 15.45 hingga 16.45, di mana mahasiswa saling bertukar ide tentang meningkatkan inisiatif pengabdian masyarakat dan meningkatkan pemahaman tentang praktik berkelanjutan.
Saat hari berakhir, peserta bersiap untuk pulang pada pukul 17.00. Semangat kolaboratif dan pengalaman yang dibagikan meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang terlibat. Acara ditutup dengan pertemuan di Kagama, di mana peserta menikmati makan malam dan terlibat dalam diskusi lebih lanjut tentang pengalaman mereka dan kolaborasi di masa depan.
Studi banding ini tidak hanya memperkuat hubungan antara UGM dan ITB tetapi juga menyoroti pentingnya praktik berkelanjutan dalam konsumsi makanan dan keterlibatan masyarakat. Wawasan yang didapat dari acara ini pasti akan berkontribusi pada upaya berkelanjutan kedua institusi dalam mempromosikan keberlanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penulis : Nabilla Anisa Hidayati