Pleret – Di era globalisasi ini, sistem pertanian yang berkelanjutan merupakan salah satu isu yang saat ini tengah diperhatikan di kalangan masyarakat, begitu pula dengan sistem pertanian di Desa Pleret. Salah satu cara yang efektif dalam mendukung terwujudnya sistem pertanian yang berkelanjutan yaitu melalui pelatihan pembuatan pupuk organik dan pestisida. Pada (01/09), tim PPK Ormawa LSiS FMIPA UGM telah melaksanakan serangkaian program Pusaka TOGA yaitu pelatihan pembuatan pupuk organik cair dan pestisida alami bersama dengan ibu-ibu KWT dari Pedukuhan Bedukan. Pelatihan pembuatan pupuk cair dan pestisida ini bertujuan untuk memberdayakan para ibu-ibu KWT serta petani dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat memproduksi pupuk dan pestisida sendiri. Selain itu, pelatihan dalam pembuatan pupuk organik cair juga memberikan alternatif dalam memanfaatkan bahan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Pada kegiatan ini, terlihat antusiasme ibu-ibu KWT Pedukuhan Bedukan yang sangat tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan keterlibatan ibu-ibu KWT dalam pembuatan pupuk organik cair dan pestisida. Pupuk organik merupakan pupuk alami yang terbuat dari bahan-bahan seperti kompos, sisa tanaman, dan limbah hewan. Dalam hal ini, Pembuatan pupuk organik cair diawali dengan pengumpulan limbah organik seperti sisa sayuran, kulit buah, dan lain-lain. Limbah organik dimasukkan ke ember dan diberi air secukupnya. Molase atau tetes tebu dan EM4 juga dimasukkan ke dalam ember untuk mempercepat proses fermentasi. Campuran tersebut lalu diaduk dan ditutup dengan rapat. Pupuk organik tersebut didiamkan dahulu selama 2 minggu dengan pengadukan setiap 2 hari sekali. Setelah difermentasi selama 2 minggu, pupuk organik cair akan memiliki bau seperti ragi tape dan siap digunakan untuk tanaman.
Pada pelatihan ini juga dilakukan pembuatan pestisida organik. Pembuatan pestisida organik tersebut menggunakan bahan baku TOGA, seperti laos, sereh, daun sirih, dan lain-lain. Pembuatan pestisida alami ini diawali dengan mengiris laos dan sereh agar sari-sarinya keluar. Laos dapat diblender dengan media air agar sari-sari dalam laos lebih keluar. Irisan laos dan sereh dimasukkan ke dalam ember dan diberi air secukupnya. Campuran tersebut lalu diaduk dan ditutup rapat. Pestisida alami tersebut didiamkan dahulu selama 1 hari. Setelah 1 hari, laos dan sereh dapat disaring sehingga air dan sari-sarinya dapat terpisah. Air hasil saringan tersebut dapat digunakan untuk tanaman sebagai pestisida yang alami. Dengan adanya pelatihan pembuatan pupuk organik cair dan pestisida organik ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan dapat menghasilkan sistem pertanian yang lebih baik di Desa Pleret.
Penulis : Fitricia Nisa Indriani