Bandung, 17–18 Oktober 2025 -Tim GSCUTE Komunitas GEOSAINS Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional dengan meraih Juara 2 Kategori Paper and Poster sekaligus Best Paper dalam ajang Geoscience Trip and Competition (GEOTRAP) 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran (UNPAD).
Tim GSCUTE terdiri atas tiga mahasiswa berprestasi, yaitu Darvpa Nusantara Yogya (Kartografi dan Penginderaan Jauh 2023), Mujaddid Azka Fikri Ghajali (Geografi Lingkungan 2023), dan Astri Sholikhah (Geografi Lingkungan 2023). Ketiganya berhasil mengharumkan nama UGM dengan menyingkirkan pesaing-pesaing kuat dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia seperti ITB, UNDIP, ITERA, UB, ITS, UNSRI, UNPAD, UPN “Veteran” Yogyakarta, serta tim-tim unggulan lainnya dari UGM sendiri.
Tim GSCUTE berhasil tampil gemilang dengan karya berjudul “Sistem Peringatan Dini Mitigasi Land Subsidence Berbasis Pemodelan Prediktif Spatio-Temporal melalui Machine Learning dan Multi Criteria Decision Analysis di Kota Tegal sebagai Upaya Perencanaan Kota Berkelanjutan.”
Karya ini mengangkat isu penurunan muka tanah (land subsidence) di kawasan pesisir Kota Tegal yang semakin mengkhawatirkan akibat urbanisasi pesat dan eksploitasi airtanah berlebihan. Berangkat dari keresahan terhadap ancaman kerusakan lingkungan di wilayah pesisir, tim ini menghadirkan inovasi berbasis machine learning dan analisis spasial prediktif untuk merancang sistem peringatan dini yang mampu memetakan serta memprediksi zona rawan penurunan tanah secara dinamis dari waktu ke waktu.
Melalui pendekatan Spatio-Temporal Predictive Modeling dan Multi Criteria Decision Analysis (MCDA), sistem ini mengintegrasikan berbagai parameter seperti topografi, perubahan penggunaan lahan, pola curah hujan, dan data eksploitasi airtanah untuk menghasilkan peta risiko land subsidence dengan tingkat akurasi tinggi. Outputnya berupa dashboard peta interaktif Sistem Informasi Geografis (SIG) yang memungkinkan pemerintah daerah memantau, menganalisis, dan mensimulasikan kebijakan tata ruang secara adaptif sebagai bagian dari upaya mitigasi.
Model yang dikembangkan dinilai memiliki nilai keberlanjutan tinggi karena dapat digunakan sebagai instrumen perencanaan kota berketahanan, sekaligus direplikasi di kota-kota pesisir lain dengan permasalahan serupa. Karya ini juga mendukung pencapaian SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan), SDG 13 (Aksi Iklim), serta SDG 9 (Inovasi dan Infrastruktur) dengan mengedepankan integrasi teknologi dan kebijakan spasial berbasis data.
Perjalanan menuju podium juara bukanlah hal mudah. Di tengah padatnya kuliah blok dan ujian tengah semester, tim dari Komunitas Geosains tetap konsisten mengembangkan riset dan mempersiapkan presentasi secara intensif. Dengan manajemen waktu yang disiplin dan semangat kolaborasi lintas bidang, mereka mampu tampil maksimal di babak final yang digelar di Kampus Universitas Padjadjaran.
Prestasi ini menjadi bukti bahwa mahasiswa UGM tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga mampu menjawab tantangan global melalui riset inovatif yang berdampak nyata. Tim Geosains berencana melanjutkan karya ini melalui kolaborasi riset dan implementasi sistem peringatan dini bersama instansi pemerintah serta lembaga penelitian, sebagai langkah awal menuju kota pesisir yang lebih berkelanjutan.
Selamat kepada Tim GEOSAINS UGM atas capaian luar biasa ini, semoga semangat riset, inovasi, dan kolaborasi lintas disiplin terus menjadi inspirasi bagi generasi muda geosains Indonesia.