Berbicara tentang program kreativitas mahasiswa (PKM), rasanya kurang lengkap tanpa membicarakan seorang ini, Fida Khansa. Tiga kali berpartisipasi di PIMNAS, tiga kali pula dia pulang dengan membawa medali untuk UGM, yakni dua emas dan satu perak. Namun, siapa sangka, alumni prodi Teknik Industri UGM ini pada awalnya tidak menyangka akan sampai sejauh itu. “Jujur, awalnya saya tidak yakin ikut PKM dan ingin keluar dari tim karena saya takut tidak bisa berkontribusi apa-apa,” kenang dia. “Namun, karena saat itu saya disarankan oleh ketua kelompok studi untuk bertahan, akhirnya saya putuskan untuk ikut PKM sebagai lading untuk menggali ilmu,” imbuhnya.
Di tahun pertama keikutsertaannya sebagai tim pengusul PKM, gadis kelahiran Semarang ini hanya menjadi anggota biasa yang tidak banyak berkontribusi. Namun, saat timnya dinyatakan lolos PIMNAS, ia pun dipercaya untuk memegang dua bagian sekaligus. “Pada saat tim saya diumumkan lolos ke PIMNAS, saya langsung diberi dua tanggung jawab sekaligus, di bidang produksi dan RnD (research and development),” selorohnya. Setelah berhasil di tahun pertama, ia pun terpacu untuk berbuat yang lebih di tahun berikutnya. Bahkan, di tahun kedua dan ketiga keikutsertaannya di PIMNAS ia menjadi ketua tim.
Saat ditanya tentang pengalaman yang paling berkesan selama ikut PIMNAS, Fida mengaku semua pengalamannya di PIMNAS sangat berkesan. Namun, ada satu hal yang menurutnya paling berkesan yaitu saat dia melakukan presentasi hasil PKM timnya. “Sebenarnya, saya orang yang demam panggung banget. Setiap sebelum berangkat ke PIMNAS saya selalu sakit, demam, muntah-muntah, dan pusing, namun anehnya, setiap selesai presentasi semuanya langsung sembuh,” ujarnya sambil tersenyum.
Di penghujung wawancara, ia berpesan kepada seluruh mahasiswa UGM yang sedang atau akan menulis proposal PKM agar selalu optimis dan bekerja semaksimal mungkin. Ia juga berharap agar para mahasiswa tidak hanya membandingkan kinerja yang mereka kerjakan dengan apa yang telah dikerjakan senior-senior mereka di tahun-tahun sebelumnya. “Jangan hanya compare kerjaan kita dengan pemenang PIMNAS tahun sebelumnya, terus kembangkan semaksimal mungkin, karena kita tidak tahu secepat apa perkembangan universitas-universitas lain di luar sana,” jelas Fida. Ia menambahkan agar semua tim selalu mempunyai target yang setinggi mungkin. “Selalu pasang target emas, bukan medali lain! Tapi ingat, jika mau emas, berarti semua usaha yang kita lakukan sekarang juga harus di level emas,” tutupnya. (tm)