Sebanyak 46 mahasiswa dan dua dosen pembimbing yang tergabung dalam Gadjah Mada Aerospace Team (GMAT), Senin (22/8) sore, dilepas untuk mengikuti Kompetisi Muatan Roket dan Muatan Roket Indonesia (Komurindo) dan Kompetisi Muatan Balon Atmosfer (Kombat) tanggal 24 – 27 Agustus 2016. Pada kompetisi yang diselenggarakan oleh Ristekdikti bekerjasama dengan Lapan di Pamengpeuk, Jawa barat tersebut, GMAT turun di tiga nomor segaligus: muatan roket, roket EDF (Electric Ducted Fan), dan muatan balon atmosfer. Ketua GMAT, Edo Probo Laksana, mengaku persiapan tim sudah matang dan siap untuk mengulang prestasi gemilang tahun sebelumnya.
“Persiapan sendiri sudah dilakukan satu tahun yang lalu sejak tim untuk tahun 2016 ini di bentuk. Untuk Komurindo 2016 kami mengikuti tiga jenis lomba yang pertama adalah muatan roket, yang kedua roket EDF, dan yang ketiga adalah balon atmosfer dan pemantauan maritime. Untuk persiapannya sampai saat ini sudah selesai, Insyaallah besok tinggal berangkat,” jelas Edo.
Sekretaris Direktur Kemahasiswaan, Agus Hartono, mengapresiasi kesuksesan GMAT menembus babak final Komurindo-Kombat. Ia berpesan kepada tim untuk selalu menjaga kesehatan dan tingkah laku selama pelaksanaan lomba.
“Rekan-rekan mahasiswa, perjalanan jauh jadi dari Jogja ke Pamengpeuk, kondisi jalan pun juga pegunungan, persiapan mental, persiapan kesehatan dan sebagainya tentunya harus sudah dipersiapkan dari awal. Kemudian kita di Pamengpeuk jadi tamu, bagaimana kita bisa membawa diri, bagaimana kita bisa mencerminkan bahwa rekan-rekan semua adalah mahasiswa UGM, mahasiswa yang mempunyai sopan santun, sehingga jangan sampai nanti di tempat lain kita melakukan hal-hal yang tidak baik,” tegas Agus.
Dekan Fakultas Teknik, Prof. Panut Mulyono dalam sambutannya menerangkan bahwa persiapan yang matang saja tidak cukup sebab saat pertandingan hal-hal yang di luar dugaan bisa terjadi. Untuk itu Panut berpesan kepada tim untuk dapat berpikir secara cepat dan akurat dalam menghadapi situasi-situasi tersebut.
“Dalam sebuah pertandingan, persiapan yang cukup itu suatu keniscayaan, strategi yang harus berubah-ubah di lapangan itu juga harus kita persiapkan dengan sebaik-baiknya karena strategi yang kita rancang di sini belum tentu bisa diaplikasikan setelah kita melihat competitor kita secara langsung di lapangan. Sehingga hal-hal semacam itu perlu persiapan kita untuk bepikir secara cepat bertindak secara akurat, sehingga apa yang kita cita-citakan menjadi kenyataan,” terang Panut.