Dalam dua tahun terakhir komunitas Gamaforce mampu mengharumkan nama UGM dengan menjadi juara umum Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) secara berturut-turut. Prestasi itu tidak lantas membuat Gamaforce jumawa. Berbagai riset terus dilakukan untuk pengembangan pesawat tanpa awak. Alhasil, tahun ini Gamaforce sudah siap go international dengan mengikuti kompetisi di Turki, Juli mendatang.
“Dengan prestasi juara umum dua kali ini maka kita bisa mengklaim bahwa saat ini tim dari Universitas Gadjah Mada merupakan tim yang paling baik di bidang teknologi pesawat tanpa awak di seluruh Indonesia. Kami mempunyai harapan nantinya Universitas Gadjah Mada akan menjadi universitas terdepan di bidang teknologi pesawat tanpa awak,” kata Gesang Nugroho, S.T., M.T., Ph.D pembimbing Gamaforce, saat mempresentasikan komunitas itu di hadapan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahsiswaan, Jumat (3/2).
Gesang melanjutkan disamping mengembangkan pesawat tanpa awak, Gamaforce juga melakukan riset-riset yang berkaitan dengan teknologi kedirgantaraan seperti balon udara dan rudal elektrik. “Jadi kita juga sedang mengembangkan rudal elektrik. Harapannya nanti bisa digunakan untuk mendukung sistem pertahanan negara kita,” terangnya.
Gesang juga menjelaskan untuk mewujudkan ambisi menjadi terdepan di bidang kedirgantaraan, Gamaforce membutuhkan dukungan pimpinan UGM untuk menyediakan lapangan uji. Menurutnya, lapangan uji yang biasa dipakai Gamaforce saat ini masih belum layak.
“Selama ini pengujian pesawat yang kita buat itu dilakukan antara lain di lapangan Janabadra, di jalan kabupaten. Cuma kendalanya di lapangan Janabadra itu dengan dengan perumahan padat sehingga kalau terjadi crash itu akan membahayakan orang-orang di sekitar tempat latihan tersebut,” jelas Gesang.
Menanggapi permohonan fasilitas untuk pengembangan pesawat tanpa awak, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D., siap mendukung sepenuhnya. Tidak hanya dalam hal fasilitas, UGM juga siap mendukung Gamaforce mengikuti kompetisi di tingkat internasional.
“Apa yang dibutuhkan dari yang bisa kami fasilitasi dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang maka kita lakukan dulu,” tutur Iwan, “Saya tidak menjanjikan 100 persen, tetapi harus fight. Yang penting panjenengan itu harus yakin untuk menang, kalau yakin menang saiki tak janjeni pasti berangkat (ke Turki),” pungkasnya.