Kamis (20/4) siang, Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan sosialisasi penulisan esai untuk membidik dua kompetisi esai di tingkat internasional. Dua kompetisi tersebut adalah Tokyo Tech Indonesian Commitment Award (TICA) dan UNESCO Global Action Profram (GAP) on Education for Sustainable Development (ESD). Bertempat di ruang seminar lantai 2 perpustakaan pusat UGM, acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 100 mahasiswa dari berbagai fakultas.
Kasubdit Kreativitas Mahasiswa, Ahmad Agus Setiawan, S.T., M.Sc., Ph.D., yang menjadi salah satu narasumber dalam acara tersebut mengatakan bahwa penyelenggaraan sosialisasi itu merupakan wujud komitmen internasionalisasi mahasiswa yang tahun ini menjadi prioritas UGM. Ia menyebut kalau saat ini ada banyak peluang-peluang yang sejenis dengan dua lomba tersebut di atas yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa. “Jadi tujuannnya tidak semata-mata membidik dua kompetisi ini. Secara garis besar kiat-kiat penulisan esai tingkat internasional ini sama. Nanti mahasiswa hanya perlu menyesuaikan dengan format yang sesuai ketentuan penyelenggara lomba,” kata Agus.
Selain Agus, ada tiga narasumber lain dari mahasiswa. Mereka adalah Sultan Kurnia (Fakultas Ilmu Budaya), Taradhinta Suryandari (Fisipol), dan Wyncent Halim (Fakultas Hukum). Sultan yang tahun lalu menjadi juara TICA menceritakan pengalamannya mengikuti kompetisi tersebut. Ia berkisah bahwa keberhasilannya menjadi juara pada kompetisi tersebut berawal dari keikutsertaannya di Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian Sosial Humaniora (PSH). “Awalnya adalah hobi (menyelam), lalu muncul ide untuk ikut PKM-PSH. Sayangnya kami tidak lolos PIMNAS (ke-29). Berawal dari situ kami mengikuti berbagai lomba dan akhirnya bisa ke Jepang,” tutur mahasiswa yang pernah menjadi kontingen UGM di PIMNAS XXVIII di Kendari itu.
Berbeda dengan Sultan, Taradhinta lebih banyak membahas tentang tips-tips penulisan essai agar bisa menjadi juara di kompetisi-kompetisi internasional. Menurutnya ada empat langkah yang harus dilakukan seorang mahasiswa jika ingin menjadi juara di lomba esai. “Pertama baca dulu baik-baik tema dan deskripsinya, lalu baca guideline atau aturan lombanya, kemudian cari tahu siapa penyelenggaranya dan terakhir cari tahu karakter tulisan pemenang tahun lalu,” kata mahasiswi yang akrab disapa Tara tersebut. Ia juga menekankan untuk terus mengecek ulang tulisan baik dari segi bahasa maupun konten dengan melibatkan teman atau dosen yang berkompeten di bidang tersebut.
Narasumber terakhir adalah Wyncent Halim, mahasiswa berprestasi UGM tahun 2017. Dalam kesempatan itu, Wyncent banyak berkisah pengalamannya malang melintang di berbagai kompetisi internasional. Peraih best delegate dalam Beijing International MUN itu memaklumi bahwa kemampuan bahasa Inggris memang pada umumnya menjadi kendala utama mahasiswa dalam mengikuti kompetisi internasional. Untuk mengatasi hal tersebut menurutnya mahasiswa hanya perlu mencoba dan terus mencoba. “Don’t be afraid to try out something new because you’ll never know,” cetusnya. (krm/tm)
Download materi sosialisasi di bawah ini dengan menggunakan akun SSO UGM anda. Jika kesulitan dalam mendownload, silakan gunakan Private Windows Browser anda lalu login akun SSO UGM anda.