Pagi (3/9) ini tim English Debating Society (EDS) UGM yang diwakili oleh, Noel Hasintongan dan Dhanny Lazuardi (Fisipol) sebagai debater, serta Thomas Theo Wibowo (FEB) sebagai N1 Adjudicator berangkat menuju kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti, yaitu National University Debating Championship (NUDC) ke-10 di Universitas PGRI Semarang pada 3-8 September 2017.
Tim ini tidak terbentuk tiba-tiba, namun melewati perjalanan yang panjang. Mulanya, untuk membentuk tim ini dilakukan seleksi internal di UGM oleh EDS UGM dan dilaksanakan pelatihan yang dimulai April lalu. Kemudian pada bulan Mei, Tim UGM berhasil meraih juara I di KOPERTIS regional V di DIY dan berhak maju di NUDC 2017.
“NUDC ini telah mendorong berkembangnya skill debat mahasiswa di Indonesia dan bersamaan dengan itu telah memberdayakan mereka. Lebih dari keterampilan verbal atau performanya saja, saya melihat bahwa NUDC ini mewujudkan idealnya argument, toleransi terhadap sudut pandang yang berbeda, dan memperkuat diri,” ujar Dr. Didin Wahidin, M.Pd, Direktur Kemahasiswaan Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti.
Didin juga menambahkan bahwa NUDC ini menjadi salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan pemikiran kritis mahasiswa dan juga untuk mempertahankan demokrasi.
Yang menarik dari NUDC kali ini adalah akan digunakannya british parliamentary style. Maka 112 tim mahasiswa dari seluruh Indonesia yang nantinya akan berlomba harus menunjukkan skill dan pemikiran terbaik mereka dengan style tersebut.
Tentu saja tim UGM telah mempersiapkan dengan matang untuk mengahadapi kompetisi ini. Tertanggal 23 Agustus 2017, Tim UGM terus berlatih secara intensif di G14 hingga detik terakhit keberangkatan. Menilik kembali pada tahun 2014 pada gelaran World Univeristies Debating Championship (WUDC) di India, UGM berhasil meraih First ESL (English as a Second Language) hingga grand final. Dengan semangat itu, tim UGM akan menunjukkan kemampuannya yang telah diasah sejak lama di NUDC 2017 ini.