Seiring dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan permintaan akan daging unggas juga meningkat. Hal ini karena harganya yang masih dapat dijangkau sebagian masyarakat (Zulfanita et al., 2011). Dengan begitu, para peternak berkompetisi untuk meningkatkan performa karkas daging dengan pemberian imbuhan pakan, namun akhir-akhir ini Pemerintah telah melarang penggunaannya. Hal ini membuat para peternak cemas karena dapat menurunkan produktifitas ayam akibat mudah terserang penyakit.
Kasus berak berdarah / Koksidiosis menjadi salah satu ancaman bagi peternak. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa spesies Eimeria tenella yang bisa merusak epitel sekum ayam, penurunan berat badan, dan menimbulkan kematian yang tinggi.
Sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan yang terdiri dari Ahmad Syarifuddin, Febryana Saputri, dan Annisa Yulitasari Ichwani membuat terobosan baru yakni “Koksibel” dengan memanfaatkan vitamin A dari emulsi minyak belut. Menurut Ahmad selaku Ketua Tim, vitamin A terutama retinol dapat mempercepat pertumbuhan jaringan epitel sekum yang sempat rusak karena terinfeksi Koksidiosis.
Untuk mengetahui khasiatnya, ketiga mahasiswa tersebut mengujicobakan Koksibel pada ayam pedaging yang telah diinfeksi Eimeria tenella. Pemberian terapi dilakukan pada hari ketiga setelah infeksi dan dilakukan monitoring perkembangan jaringan sekum pada hari ke- 6, 8, 10, 12, dan 14 dengan dibuat preparat histopatologi. Hasilnya, Koksibel mampu mempercepat pertumbuhan jaringan epitel pada sekum secara bertahap pada dosis 3.000 IU.
“Koksibel mampu dijadikan produk lokal peternak berupa imbuhan pakan yang aman dan mampu mempercepat pertumbuhan epitel sekum sehingga meningkatkan performa daging ayam”, tambah Ahmad.