Mahasiswa UGM kembali meraih prestasi tingkat internasional. Prestasi tersebut diraih berkat usaha 3 mahasiswa UGM pada ajang International Mathematics Competition (IMC) 2018. Kompetisi IMC 2018 diselenggarakan oleh University College London dan memilih American University in Bulgaria sebagai tuan rumah IMC ke-25 . IMC 2018 merupakan kompetisi tahunan bidang matematika yang bisa diikuti mahasiswa baik dari perwakilan negara, universitas, maupun individu dari berbagai negara. Para mahasiswa yang mengikuti kompetisi ini ditantang untuk menyelesaikan persoalan mengenai aljabar, analisis (real dan kompleks), geometri, dan kombinatorik.
Di Indonesia sendiri, untuk bisa mengikuti seleksi Tim IMC dengan cara menjadi juara 1 Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina atau mendapat penghargaan (emas, perak, perunggun,atau honorable mention) pada ajang ON MIPA yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti. Karena tahun 2017 OSN Pertamina tidak diselenggarakan, sehingga pada tahun ini semua peserta seleksi adalah medalis ON MIPA.
Melalui seleksi Kemenristekdikti ini, UGM berhasil mengirimkan 3 mahasiswanya ikut serta dalam kompetisi IMC 2018 ini. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Alzimna Badril Umam dan Adryan Wiradinata yang mendapat juara 3 dan Resita Sri Wahyuni yang berhasil meraih penghargaan honorable mention. Sebagai pengalaman pertamanya mengikuti olimpiade internasional setelah mencoba mengikuti seleksi tiga tahun berturut-turut, Alzimna merasa bangga telah berhasil meraih predikat third prize. “Walaupun begitu, saya merasa ada rasa kecewa tidak bisa memenuhi target saya untuk meraih second prize karna hanya mendapat 30 poin dari 33 poin cut off second prize. Saya bersyukur sudah berhasil meraih predikat ini serta mendapat banyak sekali ilmu dan pengalaman baru,” imbuhnya.
Untuk mempersiapkan IMC, Kemenristekdikti mengadakan pembinaan super intensif selama 10 hari. Selama pembinaan tersebut, peserta akan diberikan banyak materi, diantaranya strategi penulisan jawaban, teknik pengerjaan soal, brute force (menguli keras), dan juga strategi dalam me-refresh otak melalui permainan kartu dan PES.”Tentu saja hal itu tidak akan kami dapatkan jika kami belajar sendiri. Menjelang hari tes pun saya menyempatkan untuk me-review apa yang saya dapat selama 3 tahun ini. Hasilnya saya mendapat predikat third prize dalam IMC tahun ini,” tuturnya.
Ia juga menambahkan, selama persiapan seleksi IMC ia dan teman-teman dibantu oleh beberapa alumni IMC, seperti Benny Prasetya, Pamudya Ananto, Erwin Eko Wahyudi, Willy Sumarno, Riky Kurniawan, dan Garry Ariel. Selain itu juga dosen pembina dari UGM.
Pada tahun ini, kompetisi IMC diikuti oleh 351 perwakilan dari berbagai negara dan 9 diantaranya adalah mahasiswa asal Indonesia. Kesembilan mahasiswa tersebut telah melalui tahapan seleksi dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Seleksi ini diikuti oleh 19 mahasiswa terbaik dari bidang studi matematika pada ON MIPA tingkat nasional lalu. Pada seleksi tersebut Adryan Wiradinata termasuk ke dalam urutan 3 besar peserta seleksi setelah Bimo Adityarahman dari ITB dan Hopein Christofen dari ITB. “Semoga Indonesia semakin berjaya dalam event IMC selanjutnya,” pungkas Alzimna.