Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) resmi ditutup pada 21 Agustus lalu di Universitas Negeri Malang. Bertepatan dengan penutupan kompetisi tersebut, tim debat UGM berhasil meraih juara 2 dan termasuk dalam 9 Best Speaker. Tim debat tersebut terdiri dari 3 mahasiswa, yaitu Roiyan Ali Kurniawan, Sisilia Juliana H, dan Varrel Vendira Rizlah Putra.
“Alhamdulillah, rasanya senang sekali bisa mendapat juara 2 di KDMI edisi pertama ini,” tutur Roiyan.
Persiapan yang dilakukan oleh tim debat UGM bisa dibilang cukup panjang. Melalui seleksi tingkat universitas yang kemudian berlanjut ke tingkat kopertis dan tingkat nasional mewakili UGM. “Sebelum berlaga di tingkat nasional, kami melalukan latihan intensif selama 3 hari dan mulai mempelajari isu yang sedang berkembang,” imbuhnya.
Lomba Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) ini menggunakan sistem Asian Parliamentary System. Sistem Asian Parliamentary System (APS) merupakan sistem yang diadopsi dari sistem lomba debat antar perguruan tinggi tingkat Asia Pasifik. Sistem ini mengharuskan adanya dua tim, yaitu satu tim sebagai pemerintah (government) dan satu tim oposisi (opposition) dalam satu kali perdebatan. Masing‐masing tim terdiri atas tiga pembicara.