Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-31 resmi ditutup oleh Sekretaris Jenderal Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Ainun Na’im di Gedung Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Yogyakarta (1/9). Apresiasi sebesar-besarnya disampaikan oleh Ainun kepada semua pihak yang terlibat atas suksesnya penyelenggaraan PIMNAS tahun ini.
Selanjutnya, Ainun berharap kegiatan PIMNAS ini dapat menjadi stimulan untuk meningkatkan kemapuan mahasiswa dalam menciptakan karya ilmiah yang inovatif dan kreatif serta memiliki daya saing.
“Kita melihat banyak gagasan dan inovasi karya para mahasiswa yang luar biasa. Oleh karena itu kita berharap karya dan gagasan dalam PIMNAS tidak hanya berhenti sampai di sini, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat secara umum,” ujarnya.
Lebih lanjut Ainun mengucapkan selamat kepada para juara PIMNAS dan bagi yang belum juara menjadikan ajang ini sebagai pengalaman dan pelajaran yang berharga. Ia juga mendorong agar PIMNAS dapat dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya ditingkat nasional tapi juga tingkat regional dengan melibatkan perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Tahun ini sebanyak 13 tim PKM UGM lolos seleksi mengikuti PIMNAS di UNY. Ketiga belas tim tersebut terdiri dari 2 tim PKMGT, 1 tim PKMK, 1 tim PKMKC, 4 tim PKMM, 4 tim PKMPE, dan 1 tim PKMPSH. Jumlah ini dapat dikatakan merosot dari jumlah tim PKM lolos PIMNAS tahun lalu, yakni sebanyak 31 tim. Meski begitu, mereka cukup optimis dapat membawa pulang piala Adhikarta Kertawidya kembali ke UGM.
Selama kurang lebih satu bulan waktu persiapan menuju ajang kompetisi bergengsi ini, 13 tim tersebut dilatih dan dibina secara intensif mempersiapkan presentasi dan poster yang akan ditampilkan. Lewat kerja keras yang dilakukan para mahasiswa dibantu oleh Dosen Pendamping dan Dosen Pembina, serta dukungan penuh yang diberikan oleh pihak universitas, akhirnya ke 13 tim tersebut berhasil membuktikan kemampuannya.
Berkat usaha keras tersebut kontingen UGM berhasil merebut gelar juara umum yang selama tiga tahun berturut-turut diraih oleh Universitas Brawijaya (UB), Malang. Gelar juara umum didapat UGM setelah berhasil memborong 7 medali emas, 2 medali perak, dan 2 medali perunggu untuk kategori Presentasi, serta 3 medali emas, 1 medali perak, dan 3 medali perunggu untuk kategori poster.
Ditemui di tempat lain, Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan (PPK), Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr, mengatakan bahwa UGM tidak merancang mahasiswa menjadi seorang peneliti yang karbitan, yaitu peneliti yang menggunakan cara-cara yang tidak ilmiah. Melalui PKM mahasiswa mengalami sebuah proses belajar lintas jurusan untuk menjadi seorang peneliti ilmiah.
“Karena itu seorang peneliti ilmiah harus objektif, universal, dan mau menerima masukan. Kami ucapkan terima kasih kepada para Dosen Pendamping dan Dosen Pembina, serta tim Direktorat Kemahasiswaan yang telah banyak membantu,” imbuhnya.
Hasil memang tidak akan pernah mengkhianati proses yang telah diusahakan. Perjuangan panjang 13 tim PKM kontingen UGM di PIMNAS 31 terbayar sudah dengan kembalinya piala Adhikarta Kertawidya setelah terakhir digenggam UGM pada tahun 2014. Tekad kuat serta mental juara yang dimiliki kontingen UGM berhasil mematahkan keraguan dan membuktikan bahwa meskipun dengan jumlah sedikit tidak menutup kemungkinan untuk meraih juara. Dengan penuh rasa haru, kontingen UGM melantunkan Himne Gadjah Mada sehingga berkumandang ke seisi GOR UNY malam itu.