Senin (22/10) dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi Program Hibah Bina Desa 2018 oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Kegiatan monev ini bertempat di GKU Prof. Sardjito lt. 3 sayap barat, Kampus Terpadu UII Yogyakarta. Monev yang berakhir 23 Oktober 2018ini diikuti oleh 2 tim dari Universitas Gadjah Mada, 2 tim dari Universitas Sebelas Maret, 1 tim dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta, 1 tim dari Universitas Islam Indonesia, 1 tim dari Universitas Widya Dharma, dan 1 tim dari Universitas PGRI Madiun.
Ir. Mintarti, MS selaku reviewer sekaligus perwakilan dari Kemenristekdikti yang membuka kegiatan ini mengatakan, “Kegiatan PHBD tahun ini merupakan pelaksanaan PHBD yang keenam kalinya, pada tahun ini ada 2967 proposal masuk yang menunjukkan antusiasme yang luar biasa dari perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Kemudian dari jumlah tersebut diperas menjadi 300 dan kemudian menjadi 75 tim didanai. Hal ini menunjukkan bahwasanya teman-teman yang berada disini merupakan mahasiswa yang sangat luar biasa. Kegiatan PHBD ini membantu Mahasiswa untuk menjalankan perannya sebagai agent of change dalam masyarakat. Dan poin penting dari adanya kegiatan ini yaitu adanya pemberdayaan kepada masyarakat dan dapat berjalan secara terus menerus”
Kedua tim UGM yang memiliki lokasi yang sama mendapat kesempatan untuk dikunjungi oleh reviewer Surfa Yondri, S.T., S.ST., M.Kom; beliau memberikan tanggapan positif atas Program Hibah Bina Desa yang dilakukan kedua tim.
“Saya sangat bangga dengan mahasiswa yang mau terjun langsung ke masyarakat dan turut serta membangun masyarakat tidak seperti layaknya mahasiswa yang biasa-biasa saja.Harapannya program yang sudah dibuat tidak berakhir setelah pembuatan laporan akhir, tapi terus berlanjut dan bisa benar-benar membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” Ujar Sofri.
Sofri juga menuturkan pengembangan yang cukup potensial, yaitu fungsi ganda, selain menjadi craft dan bisa menjadi mengusir serangga, serabut kelapa bisa dikembangkan menjadi bahan dasar kursi atau sofa. “Hal ini memungkinkan untuk digemari masyarakat, tidak hanya hiasan tetapi juga ada manfaat lainnya,” tambah Yanefri. Pendampingan oleh mahasiswa ini juga tidak berhenti di PHBD saja, tetapi juga harus membangun komunikasi lebih lanjut dengan masyarakat terutama pemuda untuk melanjutkan produksi ke depan.