Kegiatan bertemakan pengabdian kepada masyarakat rupanya cukup banyak diminati oleh mahasiswa. Salah satunya adalah Program Hibah Bina Desa yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemenristekdikti. PHBD adalah program pelaksanaan pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh mahasiswa untuk terjun langsung membangun desa.
Mahasiswa diharuskan untuk mengajukan proposal kegiatan ke Kemenristekdikti yang nantinya akan melalui proses seleksi untuk mendapatkan bantuan dana hibah. Oleh karena itu, Direktorat Kemahasiswaan dalam hal ini Sub Direktorat Kreativitas Mahasiswa mengadakan Sosialisasi Program Hibah Bina Desa bagi para mahasiswa UGM yang tertarik dengan program tersebut. Sosialisasi dilaksanakan pada hari Rabu (12/12) di Ruang Auditorium Fakultas KKMK UGM dan dihadiri oleh 120 mahasiswa dari berbagai fakultas.
Miftahush Shirothul Haq, S.Pt., salah satu penerima dana hibah bina desa tahun 2015 yang hadir saat itu mengatakan bahwa untuk menjalankan program bina desa seperti ini perlu adanya kekompakan dalam tim mengingat waktu pelaksanaan program yang cukup panjang, yakni berkisar antara 4-5 bulan.
“Hanya ada 3 kunci sukses menjalankan Program Hibah Bina Desa, yaitu tim yang solid, mampu mengidentifikasi masalah sosial masyarakat, dan siap menyelesaikan masalahnya,” tuturnya.
Selanjutnya ia menjelaskan di mata masyarakat, alumni dari perguruan tinggi adalah orang yang serba bisa. Masyarakat memandang seorang mahasiswa atau alumni perguruan tinggi sebagai orang yang memiliki gelar adalah orang yang beruntung dan berilmu, tanpa melihat bidang yang diambil. “Sehingga mereka berharap hadirnya mahasiswa dapat memberikan solusi atas permasalahan yang ada di masyarakat,” imbuhnya.
Sementara Nasih Widya Yuwono, SP., MP., dosen pembimbing PHBD tahun 2014 mengatakan secara garis besar rangkaian kegiatan yang harus dipahami oleh mahasiswa calon peserta PHBD adalah mengenali terlebih dahulu apa itu PHBD kemudian melakukan survey lapangan mengenai permasalahan dan lingkungan desa yang ingin dituju.
“Setelah melewati dua tahapan tersebut barulah mahasiswa dapat mengikuti pelatihan membuat proposal, konsultasi proposal yang dilaksanakan dalam kegiatan PHBD on Desk, dan mengikuti rangkaian seleksi yang diadakn oleh Kemenristekdikti,” ujar Nasih.