Kamis (27/06), Sub Direktorat Kreativitas Mahasiswa bersama PKM Center UGM menggelar Pelatihan Public Speaking di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM. Acara itu diadakan untuk melatih para penerima hibah dana Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dalam menghadapi monev internal dan monev eksternal yang akan diadakan bulan Juli mendatang.
Kepala Subdit Kreativitas Mahasiswa, Suherman, S.Si., M.Sc., PhD. yang membuka acara tersebut berpesan kepada para pelaksana PKM agar mengerjakan programnya hingga 70% pada monev internal kedua, kemudian pada monev eksternal program sudah harus terlaksana sebanyak 90%.
“Monev merupakan bentuk akuntabilitas dari penerima hibah terkait aspek input, proses, dan output kegiatan. Pelaksanaan PKM tidak mengubah arah kegiatan yang tertulis di proposal, jika ada perubahan dalam metode berikan justifikasi yang kuat,” papar Dr. Hayatul Cholsy, S.S., M.Hum selaku pembicara.
Untuk menghadapai monev, Hayatul Cholsy menerangkan, para pelaksana PKM harus mencermati poin penilaian yang tertera dalam pedoman. Poin penilaian yang paling tinggi nilainya adalah tingkat kreativitas dan ketercapaian target luaran serta potensi khusus. Para pelaksana PKM harus memaksimalkan poin tersebut. Selain itu, saat presentasi harus ada pembagian tugas yang jelas antara anggota, termasuk mengatur strategi dalam menjawab pertanyaan dari reviewer.
Acara tersebut juga menghadirkan Dr. B. R. Suryo Baskoro, M.Hum. sebagai pembicara. Beliau mengatakan bahwa saat kita menyampaikan ide, seringkali ada noise yang menyebabkan ide tersebut tidak bisa ditangkap sepenuhnya oleh orang lain, misalnya penjelasan menggunakan bahasa yang terlalu teknis, terlalu cepat, dan penggunaan mikrofon yang kurang tepat. Dalam presentasi PKM, Suryo menyarankan gaya bicara yang conversational atau bercerita, bukan yang hanya membaca. Selain itu, presentasi tetap harus mematuhi waktu yang ditetapkan yaitu kurang dari 10 menit. (krm/nfs)