Sanggar Kesenian Aceh Universitas Gadjah Mada (SAKA UGM) kembali mempromosikan budaya Aceh ke dunia internasional. Pada misi budaya kali ini, SAKA UGM menjadi tamu undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Praha, Republik Ceko dalam acara peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-74 pada tanggal 17 Agustus lalu.
Acara peringatan dihadiri oleh internal KBRI, WNI, tamu kedutaan, PPI, dan warga negara lain yang melawat ke Praha. Di depan hadirin, SAKA UGM menampilkan tiga jenis tarian, yaitu Tari Ratoeh Pukat, Tari Rapa’i Geleng, dan Tari Kreasi Aceh. Ketua Delegasi SAKA UGM, Daffia Nabilah mengutarakan bahwa ketiga tarian tersebut dipilih karena memiliki daya pikat yang tinggi, khususnya Tari Ratoeh Pukat.
Tari Ratoeh Pukat merupakan perpaduan antara Tari Tarek Pukat dan Tari Ratoh Jaroe. Tari Tarek Pukat menggambarkan aktivitas masyarakat pesisir Aceh yang gemar menarik pukat untuk menjaring ikan dan menjalin kebersamaan, sedangkan Tari Ratoh Jaroe memiliki makna semangat kekompakan, religius, dan bersatu padu dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat di Aceh.
“Antusiasme yang tinggi terlihat dari seluruh tamu undangan yang hadir karena SAKA UGM merupakan satu-satunya delegasi dari Indonesia yang memeriahkan acara tersebut. Penonton bertepuk tangan meriah sambil memuji bravo,” tutur Daffia, Jumat (15/11).
Dua puluh dua penari dan tiga pemusik yang berangkat ke Praha itu juga berkesempatan untuk mempromosikan kebudayaan Aceh pada tanggal 18 Agustus 2019 di Daerah Andel, Praha 5. Disana mereka menampilkan Tari Ratoeh Pukat, Rapa’i Geleng, dan Meusare-Sare. Pada tanggal 16 Agustus 2019, SAKA UGM juga sempat menampilkan tariannya di Garuda Restaurant yang berlokasi di Praha 7.
“Besar harapan dengan terlaksananya misi budaya kali ini, kebudayaan Indonesia akan semakin dikenal luas oleh dunia internasional dan dapat membangkitkan semangat generasi muda untuk terus melestarikan kebudayaan Indonesia,” harap Daffia. (krm/nfs)