Terhitung dari pengumuman peserta PIMNAS XXIX yang dikeluarkan oleh dikti, Senin (25/7) kemarin, masing-masing perguruan tinggi yang diundang ke PIMNAS memiliki waktu persiapan kurang dari dua minggu. Tidak ingin membuang waktu, UGM mengambil langkah cepat dengan mengumpulkan semua tim yang diundang ke PIMNAS XXIX sehari berselang. Para tim tersebut digembleng selama empat hari hingga Jumat (29/4) petang di gedung Pusat Antar Universitas (PAU) UGM.
Kegiatan
Lima bulan setelah resmi diumumkan untuk diidanai pada bulan Februari lalu, 285 kelompok pengusul Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari Universitas Gadjah Mada mengikuti monev (monitoring and evaluating) resmi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Kegiatan monev tersebut resmi dimulai Kamis (16/6) pagi dan diakhiri Sabtu (18/6) sore. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D., mengakui bahwa kegiatan monev tahun ini cukup berat mengingat bertepatan dengan bulan Ramadhan dan ujian. Namun, Ia berpesan agar seluruh tim tetap semangat dan tetap optimis. “Semua telah melakukan yang terbaik dan semua memiliki niat yang baik,” papar Iwan.
Penerima hibah PKM, Selasa (14/6) sore kemarin, dikumpulkan di ruang utama Grha Sabha Pramana lantai II untuk mengikuti konsolidasi final jelang Monev (monitoring and evaluating) eksternal dari Dikti. Hadir dalam acara tersebut, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D. Pada kesempatan itu, Iwan berpesan lima kunci sukses dalam menghadapi monev.
Kegiatan Super Camp I pada awal Februari lalu tidak hanya menenetukan sebelas mahasiswa terbaik untuk maju ke Super Camp II, melainkan juga menghasilkan kepengurusan komunitas mahasiswa berprestasi (Kommapres) yang baru. Kepengurusan tersebut akan bertugas selama setahun hingga terpilih kepengurusan berikutnya. Alwan Hafiz, ketua komapres terpilih, menjelaskan bahwa kommapres baginya adalah organisasi yang terbentuk oleh sebuah kesadaran untuk bertanggungjawab.
“Komapres bukanlah sebuah organisasi yang hierarkis, tapi ia terbentuk oleh sebuah kesadaran untuk bertanggungjawab,” ujarnya.