Dalam dua tahun terakhir komunitas Gamaforce mampu mengharumkan nama UGM dengan menjadi juara umum Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) secara berturut-turut. Prestasi itu tidak lantas membuat Gamaforce jumawa. Berbagai riset terus dilakukan untuk pengembangan pesawat tanpa awak. Alhasil, tahun ini Gamaforce sudah siap go international dengan mengikuti kompetisi di Turki, Juli mendatang.
Kegiatan
UGM berkomitmen penuh untuk mengembangkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Komitmen UGM tidak semata-mata untuk mendapatkan medali di PIMNAS atau memperoleh piala juara umum. Lebih dari itu semua, PKM difungsikan untuk membangun iklim akademik yang baik. Demikian kata Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. Drs. Senawi, M.P., saat acara Training of Trainers PKM UGM di hutan pendidikan Wanagama, Sabtu (4/2).
Raut muka Arief Faqihuddin terlihat tegang di hadapan kamera. Mengenakan baju putih dan celana hitam, ia mulai mempresentasikan produknya “COASS” dengan menggunakan bahasa Inggris. Kamera pun mulai merekam. Tidak sampai lima menit, Arief menyudahi presentasinya dan diganjar tepuk tangan dari dosen pembimbing dan tim dari Direktorat Kemahasiswaan.
Hari itu adalah hari terakhir program pelatihan yang diikuti Arief dan kawannya, Silva Eliana, sebelum berangkat ke Hongkong untuk mengikuti Asia Social Innovation Award tanggal 16 – 19 Februari mendatang di West Kowloon, Hongkong. Mereka berangkat mewakili Indonesia setelah pada tahun sebelumnya berhasil menjadi juara di tingkat nasional.
UGM telah menetapkan Rencana Kegiatan Aggaran Tahunan (RKAT) tahun 2017 pada awal Januari lalu. Dalam RKAT tersebut, dana pengadaan barang untuk komunitas-komunitas lomba berkurang drastis, nyaris setengahnya. Akibatnya, anggaran untuk masing-masing komunitas juga terpangkas dan belum bisa menutup kebutuhan mereka, apalagi tahun ini UGM menempatkan prestasi mahasiswa di tingkat internasional pada posisi pertama dalam quick win 2017. Berlatarbelakang hal itu, komunitas-komunitas lomba tersebut sepakat untuk menyusun white paper.