Sambak merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang terkenal dengan berbagai potensi dan keindahan alamnya. Desa ini terletak di ketinggian antara 438 – 750 m di atas permukaan laut (MDPL). Sebelum program PPK ORMAWA dijalankan di Desa Sambak, mahasiswa Teknik Pertanian UGM melakukan berbagai survei dan pengamatan untuk membuat program kerja yang bertujuan untuk memajukan Desa Sambak. PPK ORMAWA sendiri merupakan Program Penguatan Kapasitas ORMAWA melalui proses pembinaan ORMAWA yang diimplementasikan dalam program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.
Berita Terbaru
Tim Gardapati Gadjah Mada Building and Bridge (GMBB) Community berhasil meraih prestasi membanggakan, yaitu Juara 3 Kategori Jembatan Pelengkung pada kompetisi bergengsi nasional Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) XVIII yang tahun ini diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kompetisi ini diikuti oleh 18 tim dan 15 universitas yang terdiri dari 8 tim Kategori Jembatan Rangka Baja dan 10 tim Kategori Jembatan Pelengkung.
Tim Gardapati beranggotakan, Muhammad Indrajat Hardian (Ketua), Muhammad Farros Guntur Wibowo (Anggota), dan Satria Bima Wahyu Aji (Anggota) yang dibimbing oleh Bapak Lava Himawan, S.T., M.T. serta seluruh tim support berhasil menorehkan prestasi membanggakan ini.
Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) UGM melakukan kegiatan sosial pengabdian kepada masyarakat yang berfokus untuk pengupayaan mengubah cara pandang inklusif terhadap penyandang disabilitas serta menciptakan ruang berekspresi yang dikemas dalam bentuk kolaborasi seni tari dan musik di Panti Asuhan Bina Siwi guna menyokong penyamarataan hak-hak penyandang disabilitas dalam berkesenian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Tim yang di nahkodai oleh Muhammad Jhony Fonsen (Pariwisata, 2020) dengan kolaborasi tim interdisipliner yaitu Revana Sheba Pavita (Ilmu Keperawatan, 2020), Regizki Maulia (Psikologi, 2021), Hakam Tsaqib Hanafia (Sastra Indonesia, 2021), Fahrezy Thomas Pratama (Kimia, 2022) dan didampingi oleh Dr. Hayatul Cholsy, S.S., M. Hum., dosen Fakultas Ilmu Budaya melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan berawal dari stagnasi visi misi dari mitra sasaran, yaitu Panti Asuhan Bina Siwi yang belum sepenuhnya memfasilitasi kebutuhan para penyandang disabilitas, khususnya dalam hal berkesenian. Disebutkan bahwa Panti Asuhan Bina Siwi memiliki visi untuk dapat mensejahterakan anak berkebutuhan khusus dan melatih kemandirian secara terarah yang berkesinambungan dengan tujuh misi untuk dapat menyempurnakan visi yang dicita-citakan. Salah satu dari visi tersebut yaitu mengoptimalkan potensi anak berkebutuhan khusus di dalam panti yang menekankan pada program bina diri, mengadakan kegiatan keterampilan secara berkesinambungan dan terarah sebagai bekal di masa depan. Dua di antara tujuh misi yang disematkan untuk menjadi landasan dasar meraih harapan besar Panti Asuhan Bina Siwi ternyata belum dapat terealisasi secara matang dan optimal.
Pembangunan akomodasi wisata telah menyebar ke seluruh daerah di pulau Bali seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan. Namun, Desa Tenganan Pegringsingan sebagai salah satu desa wisata yang memiliki daya tarik pariwisata yang tinggi di Kabupaten Karangasem, Bali tidak memiliki akomodasi wisata sama sekali, baik berupa hotel, resort, maupun homestay.
Di tengah hegemoni pembangunan akomodasi pariwisata, desa wisata Tenganan Pegringsingan yang dihuni oleh masyarakat Bali Aga atau Bali asli memilih untuk bertahan melalui dresta larangan akomodasi wisata. Dresta larangan akomodasi wisata menjadi kesepakatan bersama masyarakat adat untuk melarang pembangunan akomodasi wisata dalam bentuk apapun dan komersialisasi lahan untuk pariwisata. Jika ditelusuri lebih jauh dresta larangan ini berkaitan dengan nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki masyarakat adat serta upayanya untuk mempertahankan kebudayaan dan kedaulatannya.