Tim PPK Ormawa Himpunan Mahasiswa Pariwisata (HIMAPA) wujudkan kolaborasi inovatif dengan menggandeng Desa Wisata Nglanggeran dalam Pelatihan Homestay dan Benchmarking di Desa Wisata Sembrani Watusigar, Minggu (28/7).
Pelatihan benchmarking merupakan sebuah langkah awal dalam mengevaluasi dan membandingkan standar pelayanan serta fasilitas yang ada di Desa Wisata Sembrani Watusigar dengan praktik terbaik yang telah diterapkan di destinasi wisata lain.
Aprilia Pudjiastuti, salah satu masyarakat Desa Wisata Sembrani Watusigar, dalam keterangannya kepada mahasiswa saat sebelum pelatihan, Minggu (28/7), mengungkapkan antusiasmenya dalam mengikuti pelatihan. Di mana hal ini merupakan kesempatan untuk menambah wawasan terkait pengelolaan sebuah desa wisata, khususnya dalam penyediaan akomodasi, homestay.
“Adanya pelatihan ini tentu dapat menjadi acuan untuk saya lebih belajar lagi, khususnya bagaimana standar pengelolaan homestay yang tepat dan dapat membuat nyaman wisatawan yang menginap, ” tutur April.
Dalam pelaksanaanya, pelatihan ini mencakup dua sesi yang dibuka dengan pengisian pre-test oleh peserta dan dilanjutkan dengan pemaparan materi selama kurang lebih satu jam. Sesi kedua, yaitu sesi diskusi sekaligus tanya jawab, di mana para peserta berkesempatan untuk mengajukan beberapa pertanyaan terkait cakupan materi yang telah disampaikan dan kemudian diakhiri dengan pengisian post-test.
Mengangkat tema, “Pengelolaan Desa Wisata yang Berbasis Masyarakat dan Berwawasan Lingkungan”, Mursidi, selaku Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Nglanggeran, memberikan pemaparan terkait hal yang mendasari bagaimana sebuah desa dapat menjadi desa wisata, dimulai dari penjelasan pemetaan potensi, peran aktif masyarakat, tahapan pengelolaan desa hingga kelengkapan fasilitas dan akomodasi, seperti penyediaan homestay.
“Setelah mengikuti pelatihan ini, saya semakin memahami bagaimana nantinya ketika ada wisatawan yang live-in ke rumah serta berbagai hal yang memang harus disiapkan. Harapannya, pelatihan seperti ini dapat diadakan kembali untuk terus mendukung proses akselerasi pengembangan potensi Desa Wisata Sembrani Watusigar yang berkelanjutan,” tutur April, usai pelatihan.
Hal yang senada kemudian juga disampaikan oleh Mursidi, selaku pembicara di pelatihan homestay dan benchmarking, bahwa Desa Wisata Sembrani Watusigar memiliki beragam potensi yang dapat berkelanjutan.
“Desa wisata Sembrani Watusigar ini bisa terus berkelanjutan dan dapat memberikan nilai manfaat, baik ekonomi, sosial, dan yang tidak kalah penting terkait keberlanjutan lingkungan dalam pelestarian lingkungan, walaupun sudah dikemas menjadi sebuah produk wisata,” ucap Mursidi kepada mahasiswa, Minggu (28/7).
Harapannya, adanya pelatihan ini tidak hanya dapat meningkatkan daya tarik Desa Wisata Sembrani Watusigar sebagai destinasi wisata, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi komunitas lokal. Dengan dukungan yang tepat dan upaya berkelanjutan serta kesiapan dari unsur SDM, Desa Wisata Sembrani Watusigar kelak dapat menjadi contoh sukses dalam pengembangan desa wisata di Indonesia. *(wf/krm)