Sabtu (11/11) keriuhan para pendukung masing-masing tim kompetisi KJI & KBGI bergema di Gedung Grha Polinema. Kompetisi Jembatan Indonesia XIII kategori jembatan busur terdiri dari 8 tim yang lolos dari tahap seleksi proposal. Tim – tim yang lolos tersebut berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Negeri Malang, Politeknik Negeri Malang, Universitas Brawijaya, dan Politeknik Negeri Semarang. Tim dari berbagai universitas tersebut berkompetisi merebut gelar juara.
Kegiatan
Kompetisi masih berlanjut. Jum’at (10/11) adalah hari terakhir race, tentu semua tim semakin all out dalam berkompetisi. Tim SEMAR UGM di bawah bimbingan Dr. Jayan Sentanuhady tak ketinggalan dalam menunjukkan kegigihannya.
Persaingan sportif antar tim pun semakin ketat. Apalagi pasca diberlakukannya peraturan baru terkait kategorisasi di KMHE 2017 ini. Jika di KMHE sebelumnya (tahun 2016) diberlakuan kategorisasi yang berbeda antara mobil bertenaga bensin, diesel, dan etanol, di KMHE 2017 ini ketiganya dijadikan satu sub-kategori yakni Motor Pembakaran Dalam.
Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) XIII dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) IX 2017 resmi dibuka pada Jumat (10/11) di Politeknik Negeri Malang (Polinema). Acara ini dihadiri oleh direktur Polinema, Drs. Awan Setiawan, MM. MMT., dan perwakilan dari Kemenristekdikti selaku penyelenggara kompetisi.
Berdasarkan laporan data yang disampaikan ketua panitia, Dandung Novianto, sebanyak 40 proposal masuk untuk kategori KJI baja, 56 proposal kategori canai dingin, 43 proposal kategori busur, dan 35 proposal kategori KBGI. Kali ini KBGI IX meloloskan 10 tim, KJI XIII kategori jembatan baja meloloskan 7 tim, KJI XIII kategori canai dingin 7 tim, dan KJI XIII kategori jembatan busur 8 tim yang termasuk di dalamnya tim dari Universitas Gadjah Mada.
Atmosfer kompetisi semakin memanas di hari kedua KMHE 2017. Peserta lomba yang tak kurang dari 80 tim dari universitas di seluruh Indonesia masih menunjukkan kegigihannya untuk menjadi yang terbaik.
Namun bukan perlombaan namanya kalau tidak ada kendala yang muncul dan menantang. Panasnya cuaca di hari kedua lomba (9/11) rupanya sedikit banyak memberi dampak pada performa tim peserta lomba, tak terkecuali Tim SEMAR UGM.
“Race hari ini lebih berat dari kemarin, cuaca yang panas dan debu berpengaruh pada performa roda yaitu pada bearing mobil ini yang tentu mempengaruhi performa secara keseluruhan. Selain itu di dalam mobil juga terasa sangat panas,” tutur Yoga selaku pengemudi SEMAR Electric.