Sabtu (11/11) keriuhan para pendukung masing-masing tim kompetisi KJI & KBGI bergema di Gedung Grha Polinema. Kompetisi Jembatan Indonesia XIII kategori jembatan busur terdiri dari 8 tim yang lolos dari tahap seleksi proposal. Tim – tim yang lolos tersebut berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Negeri Malang, Politeknik Negeri Malang, Universitas Brawijaya, dan Politeknik Negeri Semarang. Tim dari berbagai universitas tersebut berkompetisi merebut gelar juara.
Gedung Grha Polinema diisi dengan 2 kompetisi dalam waktu bersamaan, yaitu Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia dan 3 kategori Kompetisi Jembatan Indonesia. Tak kalah meriah, pasukan pendukung dari Gadjah Mada Bridge & Building (GMBB) Universitas Gadjah Mada ikut menyemangati tim perwakilannya, Tim Gadasatya.
Tim Gadasatya UGM yang terdiri dari Vicco Tanady selaku ketua tim, Rama Merenda Putra, dan Dias Wahyu Lestari terlihat bersemangat dan cekatan dalam pembuatan jembatan busurnya, yaitu Jembatan Labdajaya. Jembatan ini dibuat oleh tim dengan didampingi oleh Ali Awaludin, ST., M.Eng., Ph.D. selaku dosen pembimbing pengganti dari Dr. Inggar Septhia Irawati, ST., MT., MSc yang berhalangan mendampingi. Ali Awaludin terus memonitor dan sesekali mengarahkan proses pembuatan jembatan yang dilakukan oleh Tim UGM ini.
“Mereka bekerja dengan baik. Tim sudah melakukan 8 kali latihan, mereka sudah tahu alur pengerjaan sehigga saya hanya sedikit mengarahkan. Kendala hanya pada bahan yang tidak sama dengan bahan yang digunakan saat latihan, namun semua dapat terselesaikan degan baik.” Tutur Ali setelah fluit tanda selesai berbunyi untuk Tim Gadasatya. Perakitan Jembatan Labdajaya dikerjakan dengan total waktu 2 jam 19 menit 28 detik, menjadikannya jembatan yang pertama kali selesai dibuat dalam Kompetisi Jembatan Indonesia XIII kategori jembatan busur ini.
Jembatan Labdajaya, jembatan busur dengan rangka vierendel dan tipe rangka half through arch dibuat dengan material rotan, bracing dan gelagar melintang, serta lantai triplek tebal 3 mm. Jembatan ini dirancang sedemikian rupa sehingga unggul dari segi kekakuan dan kemudahan perakitan.