Pada hari Minggu, 21 Juli 2024, pukul 08.30 WIB, sebuah acara pelatihan penting berlangsung di Omah Joglo Tanjung, Kabupaten Sleman. Pelatihan ini berfokus pada pengolahan tanaman obat keluarga, yang dikenal sebagai Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Acara ini diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Sleman, dengan perwakilan dari BEM KM UGM dan anggota masyarakat setempat hadir. Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam mempromosikan sumber daya ekonomi dan pendidikan untuk keberlanjutan.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mendiversifikasikan produk yang berasal dari TOGA. “Tujuan dari mengikuti kegiatan ini adalah untuk memperkuat pengetahuan dan kemampuan dalam mendiversifikasikan olahan dari Tanaman Obat Keluarga, sehingga dapat memperkuat kemampuan dari tim pelaksana untuk memberikan penyuluhan tentang diversifikasi produk olahan TOGA yang merupakan salah satu program dari PPK ORMAWA BEM KM UGM,” ujar ketua tim.
Selama pelatihan, peserta belajar untuk membuat lima produk berbeda: sirup belimbing wuluh, sirup wedang uwuh, kunir asem, beras kencur, dan beras kencur instan. Produk-produk ini tidak hanya menunjukkan keberagaman tanaman herbal tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat lokal. Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah diakses seperti jahe, kunyit, belimbing wuluh, kencur, secang, gula jawa, dan tepung beras, peserta menemukan betapa mudahnya menciptakan minuman yang sehat.
Namun, proses pembuatan produk herbal ini tidak tanpa tantangan. Persiapan memerlukan waktu dan teknik tertentu, seperti pengadukan terus-menerus, untuk memastikan kualitas produk akhir. Aspek pelatihan ini menekankan pentingnya pengembangan keterampilan dan kesabaran dalam menciptakan produk herbal berkualitas tinggi.
Acara ini juga berfungsi sebagai platform untuk keterlibatan masyarakat, mendorong kolaborasi antara mahasiswa dan penduduk lokal. Dengan berbagi pengetahuan dan keterampilan, kedua kelompok dapat bekerja sama untuk mempromosikan praktik berkelanjutan di komunitas mereka. Kolaborasi ini sangat penting untuk mencapai SDGs, karena mendorong penggunaan sumber daya lokal dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Peserta menyatakan antusiasme mereka terhadap pelatihan, mencatat bahwa mereka merasa lebih siap untuk mengeksplorasi potensi TOGA dalam kehidupan sehari-hari. Banyak peserta berbagi pengalaman dan ide untuk lebih mendiversifikasi produk herbal, menyoroti kreativitas dan inovasi yang dapat muncul dari inisiatif pendidikan semacam itu.
Saat pelatihan berakhir, peserta meninggalkan acara dengan tidak hanya keterampilan baru tetapi juga rasa pemberdayaan. Mereka menyadari potensi TOGA untuk berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi mereka dan pentingnya pendidikan dalam mencapai keberlanjutan. Acara ini menjadi contoh bagaimana inisiatif lokal dapat sejalan dengan tujuan global, menciptakan efek riak perubahan positif.
Sebagai kesimpulan, pelatihan tentang pengolahan tanaman obat keluarga di Omah Joglo Tanjung merupakan sukses besar. Acara ini memberikan pengetahuan dan keterampilan berharga kepada peserta, mendorong semangat kolaborasi dan inovasi. Seiring komunitas terus belajar dan berkembang, mereka akan lebih siap untuk memanfaatkan sumber daya ekonomi mereka secara berkelanjutan, berkontribusi pada masa depan yang lebih sehat dan sejahtera.