Kosmetik dan perkembangannya tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia, khususnya kaum wanita. Kosmetik merupakan suatu kebutuhan pokok bagi wanita yang digunakan untuk mempercantik diri dan juga sebagai produk kesehatan salah satunya berfungsi sebagai perawatan kesehatan kulit. Kulit setiap hari mengalami paparan radikal bebas dari lingkungan yang mengakibatkan penuaan dini. Dengan demikian, kosmetik diharapkan juga dapat berfungsi sebagai penangkal radikal bebas atau antioksidan.
Melihat fenomena tersebut, tiga mahasiswa Fakultas Farmasi UGM, Yana Bintoro Priambodo, Aida Fathia, dan Rien Larasati Arini membuat inovasi produk kosmetik untuk menangkal penuaan dini berbahan dasar buah Cantigi ungu atau yang memiliki nama latin vaccinium varingiaefolium.
“Berdasarkan data dari pengumpulan informasi melalui kuesioner yang kami lakukan terhadap mahasiswi di lingkungan Universitas Gadjah Mada, bahwa 71% dari responden mengaku pernah menggunakan kosmetik dari bahan alam dalam bentuk masker. Sediaan masker yang telah beredar hingga sekarang bermacam-macam jenisnya,” jelas Yana, “Namun, proses pemakaian masker pada umumnya cukup rumit, dan membutuhkan waktu luang untuk menggunakannya. Padahal gaya hidup masyarakat perkotaan dipenuhi dengan kesibukan. Sehingga dibutuhkan produk masker yang mampu merawat kulit, ekonomis, dan praktis dalam pemakaiannya,” imbuhnya.
Aida Fathia menambahkan pemilihan buah cantigi ungu didasarkan pada penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa buah tersebut mengandung antosianidin yang memiliki aktivitas antioksidan.
“Berdasarkan penelitian yang sudah ada, ekstrak buah matang cantigi diduga kuat mengandung antosianidin, peonidin, dan sianidin. Kemungkinan adanya antosianin pada tumbuhan ini didukung oleh berbagai penelitian sebelumnya,” tutur Aida, “Penggunaan antioksidan efektif untuk mencegah kerusakan kulit akibat paparan sinar ultraviolet (UV) atau akibat proses penuaan,” sambungnya.
Minuman Penetral Nikotin
Inovasi lain juga dilakukan oleh dua mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Rizky Septiano Andian dan Muhammad Yusuf Lubis. Keduanya membuat minuman berbahan dasar buah dan daun kersen untuk menetralisir zat nikotin yang ada di dalam tubuh.
“Rokok merupakan budaya kolonial yang diciptakan untuk menggantikan budaya menginang di Indonesia dengan tetap menggunakan bahan berbahaya dari tembakau yaitu nikotin. Nikotin merupakan zat sangat beracun, di mana dosis kecilnya dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, mual, sakit kepala, dan gangguan pencernaan,” kata Rizky.
Ia menambahkan bahwa konsumsi nikotin dan zat-zat lain yang terkandung dalam rokok secara terus-menerus akan memicu radikal bebas yang dapat menyebabkan terbentuknya tumor bahkan kanker. “Penyakit akibat merokok tidak hanya menyerang perokok aktif saja. Perokok pasif atau individu di sekitar perokok tersebut juga berpotensi terkena efek nikotin akibat paparan asap rokok,” tambah Rizky.
Berawal dari keprihatinan mereka terhadap bahaya nikotin yang terkandung dalam rokok, keduanya pun berpikir untuk membuat minuman yang mampu menetralisir nikotin tersebut. Lalu dipilihlah buah kersen –yang sering kita jumpai di sekitar kita- sebagai bahan dasar pembuatannya.
“Selama ini, buah kersen cenderung kurang diperhatikan oleh masyarakat. Padahal buah kersen kaya akan kandungan vitamin A, B kompleks dan C. Bahkah vitamin C pada buah kersen lebih banyak daripada jeruk dan manga,” kata Yusuf.
Ia menjelaskan bahwa vitamin-vitamin yang terkandung dalam buah kersen tersebut sangat penting untuk zat antioksidan dalam tubuh. “Pada penelitian, zat antioksidan sangat berperan penting untuk menghambat atau bahkan dapat mencegah kerusakan tubuh hingga 90% pada perokok aktif maupun aktif. Zat antioksidan ini bekerja dengan cara masuk ke pembuluh darah untuk memperbaiki zat zat penyusun tubuh yang rusak,” jelasnya.
Inovasi yang dilakukan oleh tim Yana dan tim Rizky tersebut akhirnya mengantarkan mereka masuk dalam 10 besar Kino Youth Innovator Award (KYIA) 2017. Final kompetisi yang mengusung tema “Advancing Indonesia through Local Heritage” tersebut akan dilaksanakan tanggal 17 Mei 2017 mendatang. (krm/tm)