Indonesia merupakan negara kepulauan, di mana setiap pulaunya dipisahkan oleh perairan. Tak heran, jika wilayah laut yang dimiliki Indonesia begitu luas, bahkan memiliki potensi yang cukup besar bagi perekonomian negara. Namun, berbagai permasalahan acap kali muncul akibat patok batas laut yang kurang jelas, hilang, bahkan rusak. Selain itu, adanya kapal-kapal nelayan asing yang sengaja melewati batas wilayah laut Indonesia, menyebabkan berbagai konflik antar negara. Oleh karena itu, Indonesia perlu mengukuhkan dan menjaga wilayah perairan yang dimilikinya.
Merespon permasalahan tersebut, dua mahasiswa Teknik Fisika, Universitas Gadjah Mada, yakni Aqidatul Izza Poernama dan Ayrton F. Sedjati berhasil menciptakan sebuah inovasi. Mereka menciptakan sebuah prototype Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Laut serta Pembatas Wilayah (PalaWa).
“PalaWa adalah pembangkit listrik tenaga ombak laut yang juga berfungsi sebagai pengganti patok-patok batas wilayah laut Indonesia. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk menyuplai kebutuhan energi di daerah pesisir yang seringkali belum mendapat jangkauan jaringan listrik,” terang Aqidatul.
“PalaWa dilengkapi dengan sensor gerakan dan kamera pengintai sehingga dapat digunakan untuk merekam kapal-kapal yang melintas di suatu perairan. PalaWa juga dirancang agar mudah terlihat, sehingga setiap kapal yang melintas dapat dipastikan memiliki kesadaran penuh atas perbatasan wilayah yang dilaluinya” imbuhnya.
Inovasi tersebut turut dilombakan pada ajang Maritime Youth Competition, sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda Maritim Indonesia (GPMI). Kompetisi tersebut merupakan sebuah ajang inovasi dari para pemuda di bidang maritim untuk menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia. Setelah mengalami beberapa tahapan seleksi yang dimulai dari bulan Juni 2016, mereka juga berhasil melewati proses karantina di Jakarta pada 25 April – 2 Mei 2017 dan akhirnya meraih juara pertama pada ajang tersebut.
“Inovasi kami ini dapat dijadikan sebagai solusi yang tepat atas permasalahan terkait kedaulatan wilayah Indonesia, serta pemanfaatan sumber energi alternatif yang terbarukan,” tutur Ayrton, “tentunya, apabila PalaWa berhasil dikembangkan lebih lanjut dan dapat diproduksi secara masal, maka kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia,” pungkasnya. (krm/tm)