Minggu (21/5) malam, UGM kembali diliputi kabar gembira. Tim Sirongge perwakilan UGM dinobatkan menjadi juara 2 dalam gelaran kompetisi Project Management Challenge (PMC) 2017 yang diikuti oleh tim-tim dari berbagai negara di Asia Pasifik.
Tim yang terdiri dari Reza Bangun Mahardika dan Rana Ahmad Primanugraha dari Ilmu Ekonomi 2013 serta Stella Nadya Arvita dari Teknik Industri 2013 itu berhasil melewati seluruh babak kompetisi dan menyelesaikan tantangan yang diselenggarakan oleh Project Management Institute (PMI) Indonesia Chapter Yogyakarta Branch.
Tantangan yang diberikan kepada peserta adalah membuat proyek yang berdasarkan kepada tiga tujuan dari United Nation (UN). Sesuai dengan tema PMC 2017, yaitu adalah Support United Nation’s Sustainable Development Goals to transform our world by creating project in Asia Pacific based on: Goals Number 6 Clean Water and Sanitation, Goals Number 11 Sustainable Cities and Communities and Goals Number 13 Climate Action.
Pada babak pertama, Tim Sirongge mengumpulkan mini project master plan dengan mengusung ide pembangkit listrik berbahan bakar limbah ternak sapi, yaitu Conergy Project: community towards energy.
“Dengan semangat untuk mencapai sustainable development goals, proyek tersebut diinspirasi oleh sebuah Desa Bangle, di Boyolali yang belum dialiri listrik secara optimal. Padahal desa itu memiliki potensi green energy (limbah ternak sapi) yang melimpah dan mampu untuk menghasilkan listrik,” jelas Rana saat diwawancarai tim Direktorat Kemahasiswaan, Rabu (31/5).
Ia melanjutkan pada tahun 2016, tercatat 600 ekor sapi dimiliki oleh warga Desa Bengle. Limbah ternak sapi tersebut dapat dikonversikan menjadi sumber energi terbarukan serta mampu mengaliri listrik untuk seluruh desa secara optimal. Tidak hanya sebatas membangun pembangkit listrik, Tim Sirongge menawarkan ide kepada warga desa untuk menggunakan listrik tersebut dalam suatu industri.
Tak disangka-sangka, mini proyek master plan yang mereka bentuk menggiring Tim Sirongge masuk dalam 10 besar terbaik dari dalam maupun luar Indonesia. Tidak hanya itu, 10 peserta termasuk Tim Sirongge harus melewati tiga tahap selanjutnya selama tiga hari. Meski kurang optimal dalam menjawab pertanyaan saat presentasi di hari pertama, mereka sukses membuktikan kemampuannya dalam menyelesaikan kasus pada tahap field study dan bersosialisasi pada tahap Mission Race Game di hari-hari berikutnya. (krm/gng)