Sebuah kabar bahagia terdengar dari Bumi Siliwangi. Pada Kontes Robot Indonesia (KRI) 2017 yang berlangsung 8-9 Juli 2017, Tim UGM yang tergabung dalam Gadjah Mada Robotic Team (GMRT) akhirnya meraih gelar juara umum setelah sekian lama.
Latihan dan monitoring yang telah dilakukan oleh tim GMRT akhirnya mendapatkan hasil yang memuaskan. Pada kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), tim Al-Fatih UGM menduduki juara pertama. Tim Al-Fatih tersebut terdiri dari Yuris Mulya, Devi Rahmawati, Ja’far, Atin Yudi Prabowo, Prasetyo Langgeng (D3 Teknik Elektro), Habib Astari, Azman Latif (Elins), Suluh Adi Z., Dani Setyawan (Teknik Mesin), Adien Gumilang (Teknik Elektro), dan Dinur Rafif N. (Teknik Nuklir).
Al-Fatih mempunyai beberapa misi yang harus dilaksanakan, yaitu memadamkan api di suatu ruangan berbentuk mirip seperti labirin, tidak diperbolehkan menabrak furniture yang ada di dalam ruangan, dan harus kembali ke posisi awal setelah api berhasil dipadamkan. “Untuk menyelesaikan misi, kami selalu melakukan running test pada setiap robot. Setelah itu, kami menyusun strategi untuk mengalahkan lawan,” jelas Ahmad Kholid selaku Ketua GMRT.
“Alhamdulillah, Al-Fatih mendapat score yang hampir sempurna karena cepat mendeteksi api dan kembali ke posisi semula. Oleh karena itu, Al-Fatih menjadi juaranya,” syukur Kholid. Dengan mengantongi piala juara pertama, otomatis Al-Fatih akan menuju ke Trinity College International Robot Contest di Amerika Serikat.
Kemudian pada kategori Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), tim Alfan meraih peringkat ketiga. Tim tersebut terdiri dari Deffa Rahadiyan, Curie Habiba, Qaid Anwaruddin L, Yudha Bhakti Nugraha, Izza Aditya Romadhoni (Elins), Suryo Prakoso Putra, Sofyan Aji Nugraha (Teknik Elektro), Amil Hakim, M. Nur Affan (Teknik Mesin) dan Rahmad Kurniawan (D3 Teknik Elektro).
Dengan dilengkapi oleh sensor suara, robot Alfan akan menari setiap Gending Sriwijaya dilantunkan. Keluwesan robot berbentuk humanoid yang ditampilkan oleh robot Alfan itu berhasil memukau juri. Tak hanya itu, Alfan juga mendapatkan juara Desain Artistik Terbaik. Perpaduan warna dan perhiasan pada kostum yang dikenakan robot Alfan membuatkan terlihat menawan. Selain itu, robot Alfan munculkan sayap sebagai kejutan pada akhir tarian yang menambah poin plus.
Kholid akui perjuangan tim GMRT sangat berat karena beberapa kali terjadi kegagalan program, elektronis, dan masalah pada mekanik. “Tentu hal-hal tersebut menjadi PR untuk GMRT untuk terus berbenah dan menjadi yang terbaik untuk UGM dan Indonesia,” tambahnya.