Tim Roket UGM atau yang sering kita kenal dengan Gadjah Mada Aerospace Team (GMAT) baru saja kembali dari kontes tahunan Kompetisi Muatan Roket Indonesia dan Kompetisi Balon Atmosfer (Komurindo-Kombat) yang diselenggarakan oleh LAPAN dan Kemenristekdikti di pantai Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat pada 22-24 Agustus 2017.
Hadir dalam kompetisi roket nasional ini salah satunya adalah Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa kompetisi ini merupakan simulasi bagi mahasiswa Indonesia untuk memahami teknologi antariksa khususnya teknologi satelit dan roket. Begitu juga dengan simulasi untuk memahami sistem komunikasi satelit berupa sensor dan menangkap frekuensi yang dipancarkan payload yang dibawa balon udara. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan mampu mengerjakan tantangan dengan sungguh-sungguh untuk kemajuan Indonesia.
Gadjah Mada Aerospace Team telah mempersiapkan diri untuk ajang ini selama satu tahun lamanya. Mulai dari penerimaan proposal, evaluasi tahap I dan II, workshop, dan akhirnya 2 tim GMAT lolos pada kompetisi.
Tim ULTRON GMAT yang digawangi oleh Ardi Yusri Hilmi (Elins), Tirta Inovan (Teknik Elektro), dan Faris Nur Fahar (Teknik Mesin) dan dibimbing oleh Catur Atmaji, S.Si., M.Cs. (MIPA) mengikuti kompetisi pada kategori Wahana Sistem Kendali yaitu mengendalikan roket Electric-Ducted-Fan (EDF) mencapai sasaran secara horizontal.
Sementara Tim Gathotkaca GMAT yang terdiri dari Agung Fathurrahman, Rofiq Muhana (Teknik Elektro), dan Putra Perdana Haryana (Ilmu Komputer) dibimbing oleh Eka Firmansyah, S.T., M.Eng., Ph.D (Teknik) mengikuti kompetisi pada kategori Muatan Roket, yaitu pemantauan grafis sikap luncur roket uji muatan dalam visualisasi odometri tiga dimensi.
“Kami menyiapkan ground control segment yang dirancang semenarik mungkin di banding universitas lain, alhamdulillah Tim Gathotkaca meraih juara III sedangkan Tim ULTRON mendapat honorable mention dan penghargaan poster terbaik,” ungkap Fathur ditanyai usai pengumuman.
Fathur juga menyampaikan bahwa medan kompetisi kali ini cukup ekstrem karena angin yang berhembus cukup kencang. “Dibeberapa bagian, prototype kami mengalami kerusakan karena cuaca yang tidak mendukung, tapi semuanya bisa terlewati dan mendapat hasil yang cukup,” tambahnya.
Pada komurindo-kombat mendatang, tim GMAT akan meningkatkan strategi dan bersungguh-sungguh dalam penggarapan proposal serta menguatkan prototype.