Lima mahasiswa UGM tengah gencar mempromosikan dan memasarkan ayam Kambro (Kampung Broiler). Kelima mahasiswa tersebut adalah I Wayan Swarautama Mahardhika, Desiana Afifah, Faridatul Hidzroh, NugrohoNofriarno, dan Burhan Amirudien. Ayam Kambro ini dipasarkan dengan brand Yamku Rombe.
“Kambro sendiri merupakan nama galur yang diberikan pada ayam hibrida hasil persilangan ayam Pelung Blirik Hitam dan ayam Broiler strain Cobb 500 yang berhasil dibudidayakan oleh Gama Ayam Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada,” kata Mahardhika.
Ayam Kambro memiliki keunggulan dari segi pertumbuhan dengan umur 7 pekan, bobot ayam kambro mencapai 1.175,02 gram. Bandingkan dengan ayam pelung yang hanya 564,96 gram.
Mahardhika menambahkan bahwa bobot ayam Kambro dapat mencapai ± 1,5 kg dalam 49 hari dan memiliki rasio femur atau paha dan tibia atau betis yang unggul dibandingkan ayam broiler dan ayam pelung. Adapun rasio konversi pakan (Feed Conversion Ratio, FCR) hanya 1,48.
“Artinya untuk menghasil 1 kg daging, peternak hanya memerlukan 1,48 kg pakan,” tuturnya.
Pakan ayam kambro berupa BR II atau grower sejak ayam berumur 22 hari hingga panen pada umur 49 hari. Bandingkan dengan FCR ayam broiler strain CP 707 berumur 7 pekan mencapai 1,93 dengan bobot tubuh mencapai 2.715 g. Sementara FCR ayam kampung umur 10 pekan yang diberi pakan dengan kandungan protein 20% sebesar 2,27, sedangkan pemberian pakan dengan kandungan protein 22% memiliki FCR sebesar 2,19.
Konsumsi daging ayam pada 2014 mencapai 4,48 kg per kapita per tahun. Itu akumulasi dari total konsumsi ayam ras pedaging, ayam ras petelur apkir, dan pejantan serta ayam buras. Selama periode 2011—2015 neraca volumeimpor dan ekspor bibit dan daging ayam nasional mengalami defisit dengan volume impor yang relatif lebih tinggi dibandingkan volume ekspor.Potensi plasma nutfah yang besar tersebut seharusnya dapat dikelola dengan optimal sehingga Indonesia dapat mencapai swasembada pangan nasional.
Atas latar belakang tersebut Mahardhika dan keempat anggota timnya mulai menginisiasi pemasaran ayam Kambro lebih luas lagi. Saat ini ia sudah berhasil menggandeng beberapa mitra untuk menjalin kerjasama pemasaran ayam Kambro yaitu, Koperasi Mhasiswa Biologi (KOPMA BIOGAMMA), Burjo Sawargi, dan Plaza Agro Gadjah Mada. Pemasaran dengan media cetak dilakukan melalui majalah Trubus dan daring dengan menggunakan situs website yang dapat diakses di https://iwayansm.wixsite.com/gamaayamyamku serta instagram di @gamaayamyamku.
Ia berharap Dalam jangka panjang ayam Kambro ini mampu mengurangi ketergantungan impor daging ayam, telur ayam, maupun Day Old Chick (DOC) khususnya ayam pedaging. Selain itu pemasaran dan publikasi juga bertujuan untuk mengedukasi dan menciptakan kesadaran masyarakat secara luas tentang kekayaan plasma nutfah Indonesia salah satunya dari segi unggas yaitu ayam.
“Di Indonesia sendiri terdapat 31 galur ayam dengan karakteristik yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu pedaging, petelur dan ornamental. Hal ini seharusnya dapat dikelola sehingga dapat membawa keuntungan bagi masyarakat secara luas. Mengapa mengimpor sementara kita bisa makan ayam dari halaman sendiri,” pungkasnya.