Tim UGM kembali meraih prestasi internasional di ajang Shell Ideas360. Tim tersebut adalah Tim Smart Car MCS yang beranggotakan Herman Amrullah (Teknik Kimia), Sholahuddin Alayyubi (Teknik Kima) dan Thya Laurencia Benedita Araujo (Teknik Kimia). Sebagai satu-satunya perwakilan dari Indonesia, mereka berhasil meraih juara pertama dengan mengalahkan 4 finalis dunia lainnya yang berasal dari dari American University of Sharjah (UAE), University of Texas at Austin (USA), University of Bordeaux (Perancis) dan University of Melbourne (Australia).
Kompetisi bergengsi ini diadakan oleh perusahaan multinasional Shell dan dilaksanakan di London pada hari Kamis (5/7) lalu. Tim Smart Car MCS sukses meraih dua kategori sekaligus yaitu, juara Judges Choise dan Audience Voice dengan mengusung gagasan mengembangkan mobil pintar yang dapat mengolah limbah plastik menjadi bahan bakar dan rendah emisi.
Sebelumnya, tim UGM ini harus berkompetisi dalam beberapa tahapan dengan 3.336 tim mahasiswa berbagai universitas dari 140 negara dunia dalam mengembangkan inovasi baru. Dari seluruh finalis kemudaian dipilih lima tim terbaik untuk melaju ke final di London mempresentasikan inovasi yang diajukan.
“Alhamdulilah kami bisa memenangkan kompetisi ini dan memenangkan dua kategori lomba,” ungkap Herman, saat dihubungi Jumat (6/7) masih berada di London.
Herman menyebutkan mereka tidak menyangka bisa memenangkan judges voice. Terlebih dengan formasi tim yang semuanya merupakan mahasiswa program sarjana. Sementara tiga finalis lainnya merupakan mahasiswa program master dan satu finalis lainnya merupakan mahasiswa double degre yang menjadi pemenang kompetisi ini.
“Kalu dilihat dari latar belakang pendidikan kami masih di bawah mereka dan mereka memang lawan yang berat. Karenanya tidak menyangka bisa menang,” urainya.
Tim UGM yang dibimbing oleh Hanifrahmawan Sudibyo, S.T., M.Eng., dan Yano Surya Pradana, S.T., M.Eng., ini meraih juara dengan merancang sebuah mobil yang mampu mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar dengan memanfaatkan gas buang mobil.
Ide ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap banyaknya sampah plastik di lingkungan. Meskipun sampah plastik dapat diubah menjadi bahan bakar, tetapi untuk mengonversi menjadi bahan bakar membutuhkan energi yang tidak sedikit.