Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr membuka Monitoring dan Evaluasi Program Kreativitas Mahasiswa 5 Bidang yang diselenggarakan pada tanggal 15-17 Juli 2019 lalu di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Tahun ini, UGM kembali ditugaskan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk menjadi host atau penyelenggara monev.
“Saya akan menyampaikan betapa pentingnya PKM untuk merespons ramalan-ramalan ahli pendidikan tingkat dunia yang mengatakan bahwa universitas akan memasuki era baru yakni the death of university,” tutur Djagal.
Djagal menjelaskan universitas bisa mati karena dua faktor, yang pertama karena saat ini masyarakat bisa mendapatkan kompetensi melalui tutorial di internet, di sisi lain beberapa pengguna lulusan atau perusahaan besar tidak lagi memperhatikan ijazah sebagai syarat untuk bekerja. Akan tetapi, ramalan ini dibantah oleh Jack Ma, pendiri Alibaba yang sekarang menjadi orang terkaya di China. Menurut Jack Ma, perguruan tinggi tidak akan mati asal kampus memiliki lingkungan menyenangkan bagi mahasiswa untuk mencari kompetensi dimana harus ada interaksi antara dosen dan mahasiswa yang terjalin erat sehingga melahirkan kreativitas, produktivitas, dan inovasi. Secara kolektif, dosen dan mahasiswa adalah mitra yang sejajar untuk menghasilkan karya-karya monumental.
“Kreativitas dalam hal ini PKM harus terus dikembangkan oleh Kemenristekdikti dan dipresentasikan di perguruan tinggi,” ujar Djagal.
Dalam monev eksternal, mahasiswa akan mempresentasikan karyanya di depan para reviewer yang ditunjuk oleh Kemenristekdikti. Para reviewer itu adalah Dr. Ir. Bambang Dwi Argo, DEA (Universitas Brawijaya), Dr. Rifelly Dewi Astuti, S.E. M.M. (Universitas Indonesia), Putu Gede Ariastita, S.T., M.T. (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Prof. Zuchra Helwani, S.T., M.T., Ph.D. (Universitas Riau), Prof. Dr. Dra. Wilis Srisayekti (Universitas Padjajaran), dan Dr.Ir. Sugeng Santoso, M.Sc. (Institut Pertanian Bogor).
Dalam sambutannya, Dr. Ir. Bambang Dwi Argo, DEA menyatakan bahwa ada 44.000 proposal PKM yang diajukan ke Ditjen Belmawa, kemudian 20.000 proposal lolos tahap administrasi, lalu sekitar 3600 lebih proposal yang lolos tahap substansi untuk didanai. Monev eksternal akan menjadi komponen penentuan tiket menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) dengan nilai 50%, sedangkan nilai 30% berasal dari nilai proposal dan 20% berasal dari nilai laporan kemajuan yang sudah disimpan di database.
“Tim reviewer ditugaskan untuk melaksanakan monev dalam rangka penentuan finalis Pimnas, dari 3600-an lebih PKM yang didanai akan ada 410 tim yang diundang menuju PIMNAS,” ucap Bambang.
Peserta monev itu terdiri dari 12 Perguruan Tinggi dengan jumlah 198 kelompok dimana UGM menjadi perguruan tinggi host dengan jumlah kelompok terbanyak yakni 168 kelompok. Dalam monev ini, setiap tim diberikan waktu 20 menit yang terdiri atas 10 menit untuk presentasi program yang telah dijalankan dengan media power point dan alat peraga lain dan 10 menit untuk diskusi atau tanya jawab dengan reviewer. (krm/nfs)